kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Target industri mebel di bawah Malaysia


Selasa, 14 November 2017 / 12:15 WIB
Target industri mebel di bawah Malaysia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) memperkirakan nilai ekspor mebel Indonesia tahun 2017 bisa tumbuh 6% ketimbang tahun 2016. Mengacu pada realisasi ekspor tahun lalu US$ 1,8 miliar, berarti hitungan ekspor tahun ini sekitar US$ 1,91 miliar.

Semula, HIMKI memperkirakan nilai ekspor tahun ini sebesar US$ 2,4 miliar. HIMKI lantas merevisi target karena kondisi bisnis dan regulasi yang belum mendukung pelaku industri.

Abdul Sobur, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi & Hubungan Antar Lembaga HIMKI, mengatakan, pelaku industri mebel masih kesulitan mendapatkan bahan baku seperti rotan, kayu jati dan mahoni. Kelangkaan bahan baku menyebabkan sistem logistik dan distribusi menjadi susah. Akibatnya ongkos pengangkutan pun naik.

Sementara regulasi yang menghambat pelaku industri mebel seperti kewajiban memenuhi Surat Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Regulasi perbankan berupa beban bunga tinggi pun menjadikan pelaku industri tak gesit melakukan manuver bisnis.

HIMKI menyayangkan sikap pemerintah yang seolah tak memberikan dukungan. Padahal industri mebel dari skala kecil hingga besar bisa menggerakkan paling tidak 2,7 juta lapangan pekerjaan.

Dengan target ekspor kurang dari US$ 2 miliar tahun ini, posisi Indonesia di bawah Vietnam dengan target nilai ekspor US$ 7 miliar dan Malaysia dengan target nilai ekspor US$ 2,4 miliar. Sementara kalau disandingkan dengan nilai ekspor global sebesar US$ 150 miliar, Indonesia mencuil porsi sekitar 1%.

Berkaca dari catatan itu, HIMKI menilai tak mudah untuk memenuhi target pemerintah yakni ekspor mebel US$ 3,2 miliar dan ekspor kerajinan kayu US$ 1,8 miliar pada tahun 2019. "Target tersebut perlu kerja ekstra keras dan pemerintah mesti bantu all out industri ini," ujar Abdul saat dihubungi KONTAN, Minggu (12/11).

Dari Januari-Agustus 2017, HIMKI mencatat nilai ekspor mebel Indonesia mencapai US$ 1,26 miliar. Pencapaian tersebut US$ 65 juta lebih besar dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor per Agustus 2017 juga juga lebih besar ketimbang pencapaian per September 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×