Sumber: KONTAN | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Ada kabar gembira buat para penumpang kereta api. Harga tiket kereta api kelas eksekutif untuk semua rute bakal segera turun. PT Kereta Api (PT KA) akan memangkas harga tiket mulai tanggal 21 Juli mendatang.
Namun ada sedikit catatan. PT KA bisa menurunkan tarif karena mereka memangkas porsi ongkos tuslah atau tambahan jasa makanan dan minuman dari tarif lama. Artinya, dengan membayar tarif baru, penumpang kereta tak lagi mendapat makanan di kereta.
"Besaran penurunannya bervariasi berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 20.000," ujar Adi Suryatmini, Kepala Humas PT Kereta Api kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Variasi penurunan harga tiket itu bergantung pada biaya makanan dan minuman yang biasanya disediakan PT KA di masing-masing rute KA eksekutif tersebut.
Adi mencontohkan, untuk tarif kereta eksekutif Taksaka malam jurusan Jakarta-Yogyakarta yang saat ini sekitar Rp 230.000, tuslah snack dan air minum berkisar Rp 5.000 hingga Rp 10.000. Maka, tarif baru nanti akan berkurang maksimal Rp 10.000 atau menjadi Rp 220.000.
Bus makin terancam
PT KA menghapus fasilitas makanan dan minuman itu untuk memberi keleluasaan kepada penumpang. Mereka bisa memanfaatkan restoran di kereta atau membawa bekal sendiri. Tapi, Adi juga tak menampik, penurunan tarif itu juga bertujuan agar PT KA tidak kalah bersaing dengan moda transportasi jenis lain. "Kami memang dituntut makin kompetitif," ujar Adi.
Tahun ini, PT KA memprediksi, jumlah penumpang kereta relatif sama dengan 2008 yakni 210 juta penumpang. Tahun lalu, 30% dari penumpang itu adalah penumpang kelas bisnis dan eksekutif.
Tentu saja, pengusaha bus antar kota kelas eksekutif cemas melihat jurus terbaru PT KA itu. "Kalau tiket KA eksekutif makin murah, kami tinggal tunggu mati saja," cetus Aldo F. Wiyana, Direktur PT Bhinneka dan PT Sangkuriang, perusahaan bus antar kota kelas eksekutif.
Aldo minta pemerintah membuat cetak biru (blue print) yang jelas soal pembagian angkutan masal antarkota. Ia mencontohkan, untuk rute Bandung-Cirebon, busnya jelas kalah bersaing dengan KA eksekutif. "Tarif kami Rp 35.000, sementara KA bisa kasih Rp 40.000," keluhnya.
Menurutnya, perlu ada pembagian pasar yang adil dalam persaingan antarmoda transportasi massal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News