kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TBS Energi Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik


Selasa, 18 Oktober 2022 / 18:57 WIB
TBS Energi Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik
ILUSTRASI. PT TBS Energi Utama Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang EBT, menargetkan akan mewujudkan Carbon Neutrality di 2030. . ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia saat ini tengah bertransformasi dari kendaraan berbasis energi fosil atau bahan bakar minyak (BBM) menuju Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik yang ramah lingkungan. 

Peralihan ke energi EBT tersebut bertujuan untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia. PT TBS Energi Utama Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang EBT, menargetkan akan mewujudkan Carbon Neutrality di 2030. 

Untuk mencapai itu, Wakil Direktur TBS Pandu Patria Sjahrir mengatakan diperlukan kerja sama berbagai stakeholder untuk mencapai target tersebut, salah satunya dengan penggunaan kendaraan listrik.

Baca Juga: Genjot Proyek EBT, TBS Energi Utama (TOBA) Menyiapkan Dana US$ 500 Juta

"Kalau bisa setengah dari total sepeda motor yang ada di Indonesia adalah motor listrik. Kami sangat mendorong karena percobaan kami dalam enam bulan pertama diluncurkannya motor listrik oleh Electrum mendapat antusias yang besar dari masyarakat, semuanya mau pakai," kata Pandu dalam keterangan tertulis, Selasa (18/10).

Pandu mengatakan, untuk merealisasikan target itu diperlukan kebijakan seperti insentif bagi pengusaha, salah satunya dalam bentuk investasi. Menurutnya, investasi untuk kendaraan listrik memiliki prospek yang bagus di masa depan, sehingga akan sangat menguntungkan bagi pemerintah. Setiap satu dolar pemerintah investasikan ke industri listrik ini untungnya 15 kali lipat.

Selain itu, lanjut Pandu, investasi dapat disebut prospektif serta menguntungkan jika digunakan untuk membuat industri baru yang produktif. Apalagi, sebelumnya pemerintah menginginkan jumlah motor listrik mencapai 50 persen dibandingkan dengan jumlah motor BBM.

“Investasi ke sesuatu yang membuat industri baru yang menjadi produktif itu lebih keren. Subsidi yang ada saat ini, misalnya ke 70% ke tempat yang salah. Kalau investasi di sektor EV lebih menguntungkan,” tandasnya.

 

Pandu menerangkan bahwa investasi bagi industri kendaraan listrik diperlukan agar masyarakat mau berpindah dari kendaraan berbasis BBM menuju kendaraan listrik. Pandu memandang masyarakat masih menjadikan harga sebagai patokan utama beralih ke kendaraan listrik.

"Jadi, untuk orang coba harga dari motor listrik dan cost of maintenance motor listrik harus sama dengan motor yang ada. Dan di situlah peran pemerintah akan hadir," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×