kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TBS Energi Utama (TOBA) menyiapkan pipeline pengembangan energi terbarukan


Kamis, 18 November 2021 / 09:50 WIB
TBS Energi Utama (TOBA) menyiapkan pipeline pengembangan energi terbarukan
ILUSTRASI.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) telah menyiapkan pipeline pengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk mencapai target net zero carbon di 2030. Salah satu inisiatif untuk mengawali upaya dekarbonisasi, baru-baru ini TOBA melepas kepemilikan sahamnya sebesar 5% di Paiton Energy yang merupakan perusahaan PLTU terbesar di Indonesia. 

TOBA telah menjalani evolusi dari yang sebelumnya bisnis pertambangan batubara murni menjadi perusahaan energi terintegrasi dengan fokus utama pengembangan utama bisnis hijau dan bisnis energi bersih. 

Direktur TBS Energi Utama, Alvin Firman Sunanda menjelaskan, TBS menargetkan menjadi pionir green business revolution di Indonesia dengan target net zero carbon emission di 2030, jauh dari target Indonesia di 2060. 

"Untuk itu kami menjalankan beberapa hal, yakni mulai meng-eksplor menjalankan divestasi fosil fuel business, kami juga akan fokus reinvestasi di bidang energi terbarukan yang inovatif di seluruh Indonesia," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Rabu (17/11). 

Baca Juga: TOBA siap benamkan US$ 500 juta untuk tekan emisi nol bersih atau net zero emission

Alvin mengungkapkan,TOBA memiliki lebih dari 900 MW renewable energy sebagai potensi pengembangan bisnis dari total 20 GW potensi yang teridentifikasi pada RUPTL PLN. Di dalam pipeline tersebut meliputi tenaga air, angin, surya, biomassa, dan waste to energi

Adapun saat ini pengembangan potensi EBT yang sudah ada di dalam pipeline TOBA sebagai berikut, hidro 6 MW, solar PV 48 MW, waste to-energy 20 MW, biomassa 20 MW, dan angin 22 MW. Kemudian, dari segi potensi dalam studi yang sudah ada di dalam pipeline TOBA sebagai berikut, hydro 208 MW, solar PV 368 MW, waste to energy 48 MW, biomassa 110 MW, dan angin 50 MW. 

Sejauh ini, proyek hidro dan angin yang sudah menunjukkan perkembangan. Alvin memaparkan untuk PLTMH oleh PT Adimitra Energi Hidro di Lampung ini berkapasitas 2x3 MW. TBS Energi Utama memiliki 49% kepemilikan di proyek ini. Adapun untuk Power Purchase Agreement (PPA) selama 25 tahun dengan PLN yang ditandatangani pada 22 Februari 2021. 

Adapun proyek ini sedang dalam proses financial closing pada akhir 2021. Asal tahu saja, pembangkit listrik tenaga air ini membutuhkan capex senilai US$ 16 juta sampai US$ 17 juta yang ditargetkan penyelesaian konstruksi pada Juni 2024. 

Sedangkan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) oleh PT Bayu Alam Sejahtera berkapasitas 22 MW. Proyek ini telah masuk dalam RUPTL 2021-2030 dan saat ini masih dalam tahap pengembangan. Nantinya PLTB ini akan berkontirbusi mengurangi 54.000 MT CO2 per-tahun. 

"Di samping itu, TOBA juga melihat banyaknya pengembangan energi terbarukan di wilayah Timur Indonesia, lebih kurang 53 MW yang setelah diperhitungkan akan memberikan kontribusi  mengurangi emisi 433.00 MT Co2," ujar Alvin.

Selain EBT, TOBA juga melihat potensi kendaraan listrik terutama roda dua. TBS berupaya menjadi bagian dari transformasi keseluruhan value chain melalui pengembangan ekosistem sepeda motor listrik serta mendukung tercapainya national self-sufficiency. "Kami juga melihat pangsa pasar yang besar di kendaraan listrik roda dua kurang lebih 2,4 juta unit di 2030," kata Alvin.

 

Sebelumnya tersiar kabar bahwa TOBA memiliki komitmen untuk melakukan investasi sampai dengan US$500 juta dalam 5 tahun ke depan untuk fokus pada industry renewable dan clean energy. 

Iwan Santoyo, Kepala Bidang Hubungan Investor menambahkan, terkait dengan sumber dana dari internal dan tidak menutup kemungkinan dari pihak lain atau pihak ketiga baik itu melalui debt atau equity. Iwan menegaskan, pihaknya terbuka dengan berbagai peluang. 

Iwan menjelaskan lebih lanjut, baru-baru ini Asian Development Bank (ADB) telah menandatangani kerja sama dengan Indonesia dan Filipina yang bekerja sama dalam pembentukan energy mechanism transition energy mechanism transition (EMT). 

"Nah ini bisa dijadikan sebagai salah satu platform bagi perusahaan maupun korporasi manapun yang ingin mendapatkan pendanaan dari pihak ketiga dalam rangka mempercepat proses dekarbonisasi," ujarnya. 

Selanjutnya: TBS Energi Utama (TOBA) akan kembangkan proyek PLTS terapung di Batam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×