Reporter: Mochammad Fauzan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui akan terus berupaya untuk menekan impor terutama di sektor minyak dan gas (migas). Hal itu lantaran impor migas Indonesia cukup tinggi terlihat dari impor minyak yang dilakukan oleh PT Pertamina.
"Kelihatan bahwa impor kita masih cukup besar di beberapa kategori tadi, yang minyak, karena dalam catatan kita seperti Pertamina masih impornya tumbuhnya 13,5%," ujarnya, Rabu (16/1).
Sri Mulyani menyatakan salah satu cara upaya yang akan dilakukan pemerintah untuk menekan impor migas yakni dengan terus mendorong implementasi B20. pemerintah juga turut akan mendorong Pertamina untuk mengimplementasikan kebijakan B20. Dengan begitu dapat diharapkan impor migas bisa ditekan.
"Kalau kita lihat instrumen yang kita lakukan untuk memperbaiki defisit neraca pembayaran, CAD (Current Account Deficit) dan neraca perdagangan itu adalah dengan beberapa langkah yang sudah dilakukan," ujarnya
B20 adalah penerapan penggunaan solar dengan campuran minyak kelapa sawit sebesar 20% atau Biodisel 20%. Dengan begitu, semua kegiatan public service obligation (PSO) atau subsidi juga non-PSO, harus menggunakan B20.
Mandatori B20 merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi impor dan menekan defisit neraca transaksi berjalan atau current account defisit (CAD). Aturan ini tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2018, yang telah ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jadi impor minyak kita mungkin perlu melihat dari Pertamina implementasi dari B20. Sehingga dia bisa menekan dari sisi kebutuhan impor minyak itu. Dan sudah menggunakan biodiesel," tambahnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News