kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Telkomsel ingin pasang 15.000 BTS


Jumat, 19 Desember 2014 / 09:00 WIB
Telkomsel ingin pasang 15.000 BTS
ILUSTRASI. dok/Couple Cooks


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Tak bisa dipungkiri lagi, daya jangkau dan kekuatan sinyal menjadi keunggulan bisnis telekomunikasi. Oleh karena itu PT Telekomunikasi Seluler berencana memasang 15.000 stasiun pemancar alias base transceiver station (BTS) tahun depan.

Mayoritas BTS berupa BTS third generation (3G). Porsinya sampai 80% atau 12.000 BTS 3G. Sisanya, dibagi rata untuk BTS fourth generation (4G) dan second generation (2G). Jadi masing-masing berjumlah 1.5000 BTS.

Porsi penambahan BTS 4G sejatinya masih fleksibel. Khusus BTS 4G, anak usaha dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ini, siap menambah BTS lebih banyak lagi. Maklum teknologi terbaru itu memang sedang intensif dikembangkan para operator seluler di tanah air.

Target Telkomsel, mendekap tiga juta pelanggan 4G-LTE di 2015. "Tidak menutup kemungkinan di tengah-tengah tahun nanti bila pelanggan bertambah, kami akan menambah jumlah BTS 4G," ujar Direktur Jaringan Telkomsel Abdus Somad Arif, Kamis (18/12) tanpa memerinci akan dipasang di menara mana saja, BTS-BTS tersebut.

Sementara itu, jatah 10% penambahan BTS 2G tahun depan, menandakan Telkomsel belum ingin sepenuhnya meninggalkan bisnis 2G. Perusahaan itu beralasan,  masih memiliki banyak pelanggan yang memakai teknologi 2G karena perangkat selulernya tidak bisa menangkap sinyal 3G apalagi 4G.

Catatan perusahaan pelat merah itu, ada 93 juta pelanggan Telkomsel yang masih memakai jaringan 2G. Perinciannya, sebanyak 54 juta pelanggan masih memakai 2G di frekuensi 1.800 megahertz (MHz) dan 39 juta pelanggan di frekuensi 900 MHz.

Belanja modal 2015

Secara bersamaan Telkomsel juga berupaya melakukan migrasi pelanggan 2G itu ke jaringan 3G atau 4G. Namun, perusahaan itu mengakui proses migrasi tak semudah membalikkan telapak tangan. "Perhitungan kami sekitar tahun 2019 barulah semua pelanggan 2G bermigrasi ke 3G," ujar Abdus.

Cara Telkomsel mendorong proses migrasi adalah dengan menggandeng sejumlah vendor alias produsen telepon seluler (ponsel). Salah satunya, dengan Huawei. Kerjasama dengan Huawei itu bukan hanya menyediakan ponsel, tapi juga kerjasama menyediakan jaringan 4G dan 3G.

Tahun depan, Telkomsel berencana pembangunan BTS akan difokuskan di 30 kota-kota besar. Sementara kota 4G-LTE juga akan ditambah menjadi tujuh. Sejauh ini 4G-LTE baru ada di wilayah Jakarta dan Bali.

Untuk mendukung rencana penambahan BTS itu, Telkomsel mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 10 triliun - Rp 12 triliun tahu depan. Alokasi belanja modal itu sama persis dengan belanja modal tahun 2014. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×