Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
Winston mengungkapkan, masuk ke paruh kedua, sudah mulai ada permintaan dari perusahaan swasta. Namun, masih lebih sedikit dibandingkan semester I 2020. Adapun dari segmen pemerintah dinilai Winston masih ada harapan untuk pelaksanaan pengadaan, meski belum pasti.
"Tantangan terbesar akan dirasakan pada semester II 2020. Pada periode Juli-Desember 2020 kami antisipasi ada penurunan 15%-20% dibandingkan periode yang sama di 2019," tegas Winston.
Adapun di semester II 2020 komposisi penjualan Delimajaya Group akan berubah. Winston mengatakan di semester I 2020 komposisi penjualan masih 60% dari pemerintah dan 40% swasta. Namun di periode Juli-Desember 2020 ini diproyeksikan akan bergeser menjadi 55% swasta dan 45% pemerintah.
Sejalan dengan turunnya permintaan tentu produksinya juga melandai.
Baca Juga: Putra Rajawali Kencana (PURA) tambah armada baru di semester I-2020
Winston memerinci kapasitas produksi untuk seluruh line up produk Delimajaya Group dalam keadaan normal sebanyak 2.000 unit/tahun. Setelah kena imbas virus corona, Winston mengatakan produksi Delimajaya Group diprediksi hanya sekitar 1.400-1.500 sampai dengan akhir tahun 2020.
Dalam menjaga kelangsungan bisnis di tengah pandemi virus corona, Winston mengatakan, Delimajaya Group telah menyiapkan strategi yakni dengan terus berusaha untuk menjaga dan menggali potensi di tengah pandemi.
Sebagai informasi, Delimajaya Group membanderol harga karoseri cukup beragam. Di mana, untuk karoseri bus besar (maxi bus, double decker, high decker) sekitar Rp 300 juta - Rp 585 juta tergantung spesifikasi teknis.
Kemudian untuk medium bus sekitar Rp 200 juta - Rp 385 juta tergantung spesifikasi teknis. Dan untuk mini bus sekitar Rp 100 juta - Rp 185 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News