kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Terdorong permintaan pasar, pendapatan INOV tumbuh 25% sepanjang tahun lalu


Rabu, 03 Juni 2020 / 16:46 WIB
Terdorong permintaan pasar, pendapatan INOV tumbuh 25% sepanjang tahun lalu
ILUSTRASI. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) membukukan kenaikan topline maupun bottomline sepanjang tahun 2019 kemarin. Hal ini berkat naikkan permintaan akan serat fiber daur ulang di pasaran.

Mengulik laporan keuangan tahun 2019, INOv membukukan pendapatan bersih senilai Rp 494,68 miliar atau tumbuh 25% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 395,63 miliar. Victor Choi, Direktur INOV mengatakan demand dari industri pengguna Re-PSF (Recycle Polyester Staple Fiber) pada 2019 meningkat.

Baca Juga: Inocycle Technology (INOV) raup pendapatan Rp 494,7 miliar di 2019

Demand dari industri pengguna Re-PSF (Recycled Polyester Staple Fiber) pada 2019 meningkat. "Tahun sebelumnya (2018), kami memproduksi sekitar 17.600 ton Re-PSF. Lalu untuk menjawab peningkatan permintaan di 2019, kami meningkatkan produksi menjadi 27.000 ton (kenaikan 53% yoy)," ujar Victor kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6).

Lebih lanjut ia bilang, tren masyarakat saat ini yang semakin sadar untuk bertanggung jawab mendaur ulang sampah plastik mendorong kemajuan bisnis perusahaan. Mengamati laporan keuangan tahun 2019 kembali, dari sisi beban pokok penjualan sebenarnya terdapat kenaikan hingga 40% year on year (yoy) menjadi Rp 402,64 miliar di tahun kemarin.

Baca Juga: Inocyle Technology (INOV) dapat kredit dari Bank IBK Indonesia (AGRS) US$ 7 juta

Hal ini menyebabkan laba kotor INOV tahun lalu menyusut 14% yoy menjadi Rp 92,03 miliar. Namun pada pos pendapatan lain-lain terdapat kenaikan hampir 328%, disebabkan oleh laba selisih kurs, dari Rp 5,74 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 24,59 miliar di tahun 2019.

Seperti yang diketahui, produk INOV juga menyasar pasar ekspor sehingga ketika kurs dolar Amerika Serikat menguat terhadap rupiah di tahun lalu menjadi peluang bagi perseroan untuk mendapatkan laba selisih kurs. Alhasil, berkat kenaikan pada pos pendapatan lain-lain tersebut, laba tahun berjalan perseroan tercatat mengalami kenaikan 40%, dari Rp 16,04 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 22,53 miliar di tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×