Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 bakal menjadi tahun yang terjal bagi perusahaan minyak dan gas (migas), termasuk yang bergerak di lini bisnis jasa penunjang migas. Tak hanya harga minyak dunia yang anjlok hingga ke bawah level US$ 30 per barel, efek gulir dari pandemi virus corona juga memperumit kondisi bisnis migas di tahun ini.
Salah satu emiten yang tengah serius mencermati dampak virus corona adalah PT Elnusa Tbk (ELSA). Head of Corporate Communications ELSA Wahyu Irfan mengungkapkan, kondisi saat ini bakal berdampak terhadap perusahaan migas ataupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Akibatnya, aktivitas eksplorasi migas akan tertahan, sehingga bakal berdampak pada penurunan aktivitas jasa penunjang migas. Kendati begitu, Wahyu mengaku bahwa kinerja operasional ELSA secara umum masih berjalan normal hingga sekarang. Namun, pihaknya tetap melakukan upaya mitigasi sambil mencermati kondisi aktual perkembangan virus corona dan harga minyak dunia.
Baca Juga: Ada diskon tarif PPh bagi emiten, begini respons Elnusa (ELSA)
Menurut Wahyu, salah satu yang sedang dikaji ELSA ialah perubahan sejumlah target di tahun ini, baik dari sisi operasional, kinerja keuangan maupun anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex).
"Secara umum masih berjalan normal hingga saat ini dengan tetap memperhatikan pencegahan Covid-19. Beberapa perlu penyesuaian tambahan. Untuk perubahan target sedang dalam kajian," kata wahyu saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/4).
Adapun, pada awal tahun ELSA menargetkan bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 9 triliun di sepanjang 2020. Sedangkan untuk mendukung rencana kerjanya, ELSA menganggarkan capex sebanyak Rp 1,4 triliun di tahun ini.