Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Wahyu bilang, jika hanya terkait penurunan harga minyak dunia, hal itu lebih siap diantisipasi. Apalagi, kontrak-kontrak yang dipegang ELSA saat ini diraih sebelum penurunan harga minyak terjadi, sehingga dampak ke kinerja masih bisa terjaga. Hanya saja, sekarang kondisinya menjadi jauh lebih rumit.
Kompleksitas terjadi lantaran ada dampak dari pandemi virus corona, antara lain menyebabkan sejumlah pekerjaan jadi terhambat, bahkan terjadi penundaan. Di tengah kondisi sekarang, harga minyak pun bisa bergerak dinamis, namun belum bisa dipastikan kapan bisa kembali stabil merangkak naik.
"Lebih kompleks. Jadi bukan hanya faktor penurunan harga minyak, namun juga Covid-19. Beberapa pekerjaan bisa tertunda pelaksanaannya," jelas Wahyu.
Baca Juga: Prospek Elnusa Diyakini Masih Positif, Begini Rekomendasi Analis untuk Saham ELSA
Di tengah kondisi tersebut, sambung Wahyu, pihaknya akan semakin fokus untuk menggarap diversifikasi portofolio agar tetap bisa menopang kinerja ELSA. Khususnya untuk menggenjot lini jasa distribusi dan logistik energi.
"Saat hulu migas menurun, hilir migas umumnya meningkat. Pada momen ini kami menggenjot jasa distribusi dan logistik energi, sehingga bisa menopang kinerja," ungkapnya.
Dalam catatan Kontan.co.id, kontribusi jasa distribusi dan logistik mencapai 49% terhadap total pendapatan konsolidasi ELSA pada tahun lalu. Di tengah kondisi seperti sekarang, Wahyu menyebut pihaknya ingin meningkatkan kontribusi dari lini ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News