Reporter: Kiki Safitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persoalan harga beras masih menjadi polemik. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menduga hal ini akibat pedagang yang melakukan kecurangan dengan mengganti kualitas premium ke medium.
“Ada anomali ini nanti kita serahkan ke satgas pangan. Kita himbau supaya (pedagang) jangan mengubah kalau memang premium. Kami ada sampel kami ambil di bawa ke lab dikatakan premium tetapi sesungguhnya medium,” kata Amran di Pasar Induk Beras Cipinan (PIBC), Kamis (8/11).
Dengan perubahan kualitas beras yang diganti oleh pedagang akan berdampak pada masyarakan yang membutuhkan beras murah. Oleh sebab itu, Amran menghimbau pelaku pasar untuk turut serta menjaga kestabilan harga pangan.
“Saya himbau (pedagang) untuk jaga kestabilan harga pangan, karena supply dari sawah dan stok bulog banyak. Kita himbau saudara kita semoga jangan ubah kalau emang premium ya premium, hari ini ada anomaly, kita saksikan langsung. Jadi enggak ada alasan harga beras naik, karena syarat harga turun terpenuhi,” tegasnya.
Sementara, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan bahwa sejauh ini Bulog banyak mendistribusikan 60% lebih beras medium. Namun yang terjadi di pasar malah kebalikannya dimana stok beras premium meningkat.
Tercatat, saat ini harga beras medium berada dikisaran Rp 9.300 per kg hingga Rp 12.200 per kg. Sedangkan untuk beras jenis premium banderol harganya Rp 12.000 per kg hingga 13.000 per kg.
“Lalu kenapa stok medium yang di yang saat ini tidak sesuai, padahal Bulog menggelontorkan 60% lebih kualitas medium, seharusnya realisasi di lapangan seimbang. Kalau saya dari pensuplai mencurigai ada perubahan dari bahan medium menjadi premium. Bisa dilihat lihat stok terbanyak 80% premium,” jelas Budi Waseso.
Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengungkapkan, sejauh ini pihaknya terus melakukan pengawasan terkait dengan dugaan pergantian kualitas beras di pasaran. Hal ini dilakukan agar konsumen tidak tertipu dengan harga beras yang tinggi, namun kualitas berasnya tidak sesuai standar.
“Ini tugas saya sebagai satgas pangan untuk lakukan pengawasa, kita akan cek ke lapangan dan juga cek di lab. Sehingga apa yang disebut beras medium ya medium dan beras premium ya premium. Ja ada lagi penipuan kepada konsumen,” ujar Setyo.
Masalah anomali ini selanjutnya akan diteruskan kepada seluruh satgas pangan di Indonesia. Ia menginstruksikan untuk dilakukan pemeriksaan kualitas beras di tiap daerah.
“Dengan adanya anomali stok banyak harga naik kami akan dalami lagi. Dari distribusi, kita akan kerja sama dengan seluruh satgas. Hari Selasa dibantuin satgas daerah, kita beri instruksi ke satgas daerah awasi beras,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News