Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Edy Can
JAKARTA. Terminal regasifikasi dan penerimaan LNG Arun sudah kembali beroperasi normal. Gas sudah mengalir melalui fasilitas pipa Arun-Belawan milik PT Pertamina Gas (Pertagas) ke PLTGU Belawan, Rabu (18/3) lalu.
Hingga saat ini PLN sudah dapat menyerap gas sebesar 71 MMSCFD untuk menggerakan pembangkit listrik. Dengan masuknya gas dari Terminal Arun krisis listrik di Sumatera Utara segera berakhir. "Kami optimis,” tegas Teuku Khaidir, Direktur Utama Perta Arun Gas dalam siaran pers, Kamis (19/3).
Terminal regasifikasi dan penerimaan LNG Arun yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Maret 2015 lalu dioperasikan oleh PT Perta Arun Gas (PAG), anak perusahaan Pertagas. Selain melakukan regasifikasi, terminal gas ini diharapkan dapat mengelola bisnis LNG Hub. Untuk memenuhi target itu, terminal ini dirancang dengan kapasitas penyimpanan tanki LNG mencapai 12 juta ton/tahun dan produksi 400 MMSCFD.
Setelah Kargo pertama 19 Februari 2015 lalu, kini PAG telah menerima kargo LNG kedua dengan kapasitas 117.754 m3 telah selesai unloading pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 16.00 WIB. “Di masa yang akan datang pemanfaatannya selain untuk mendukung pengurangan penggunaan BBM bersubsidi sebagai bahan bakar pembangkit listrik PLN yang terintegrasi di pulau Sumatera, juga mampu memenuhi kebutuhan gas untuk industri di Aceh dan Sumatera Utara,” jelas Khaidir.
Saat ini, kebutuhan gas yang akan disalurkan kepada pembangkit PLN mencapai 95 MMSCFD untuk pembangkit listrik Belawan. Sementara untuk industri, diperkirakan potensi pengguna gas dari kalangan industri di wilayah Sumatera Utara mencapai 250 MMSCFD. Adapun untuk industri di Aceh, Pertagas mendorong agar Pemerintah Aceh segera mengembangkan kawasan industri yang kebutuhan energinya berbasis gas. “Kapasitasi produksi Terminal Arun masih cukup besar untuk memenuhi kebutuhan gas sektor industri di wilayah Aceh,”katanya optimis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News