Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Fasilitas Regasifikasi LNG Arun di Aceh telah menerima komitmen 15 cargo LNG dari proyek Tangguh di Papua Barat pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, pasokan tujuh cargo sudah terealisasikan pada semester pertama 2016.
"Sisa cargo tetap akan dipasok seperti komitmen awal," ujar Kepala Humas SKK Migas Taslim Z. Yunus, melalui siaran tertulis, Selasa (30/8).
Dia menambahkan, saat ini, PT PLN (Persero) merupakan satu-satunya penerima LNG Tangguh melalui fasilitas regasifikasi Arun. Sebelumnya sempat ada alokasi 1 cargo untuk PT Pertagas Niaga, namun kemudian Pertagas Niaga mengembalikan alokasi LNG tersebut karena kendala operasional pada fasilitas regasifikasi di Arun.
Taslim menambahkan, untuk 2016, rata-rata harga LNG dari Tangguh yang dipasok ke Arun senilai US$ 4,9 per mmbtu untuk status sampai Juni 2016. Angka ini turun dibandingkan dengan harga rata-rata tahun 2015, yaitu sebesar US$ 6,74 per mmbtu.
"Harga tersebut sudah mencakup biaya eksplorasi, eksploitasi, pencairan LNG, dan pengangkutan dengan jarak mencapai 4.800 kilometer," ujar Taslim.
Dia menambahkan, harga gas, termasuk LNG, sangat mengikuti pergerakan harga minyak dunia. Dari mulai dipasok tahun 2012, harga LNG untuk domestik telah turun signifikan mengikuti rendahnya harga minyak dunia.
Menurut Taslim, menjaga harga gas supaya tetap layak secara komersial sangat penting untuk menjaga penerimaan negara dan minat investasi di hulu migas. "Jika harga jual gas tidak masuk hitung-hitungan keekonomian, maka akan susah mendapatkan investasi baru untuk mengembangkan lapangan gas kita," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News