Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagebluk korona ikut menggebuk bisnis pariwisata. Lihat saja, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatatkan penurunan kinerja keuangan di sepanjang tahun lalu.
Per 31 Desember 2020, pengelola Taman Impian Ancol ini membukukan pendapatan usaha senilai Rp 414,18 miliar. Jumlah itu menyusut 69,51% dibandingkan pendapatan usaha di tahun 2019 sebesar Rp 1,36 triliun.
Baca Juga: Dyandra Media (DYAN) mencatat total pendapatan di tahun 2020 sebesar Rp 284,2 miliar
Dengan beban pokok pendapatan dan beban langsung sebesar Rp 364,17 miliar, maka PJAA hanya mengantongi laba kotor Rp 50,01 miliar pada 2020. Angka itu merosot 92,87% dibandingkan laba kotor 2019 yang mencapai Rp 701,38 miliar.
Di saat yang sama, PJAA mencatatkan beban penjualan, beban umum dan administrasi serta beban lain-lain senilai total Rp 354,55 miliar per akhir Desember 2020.
Alhasil, objek pariwisata milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini membukukan rugi usaha senilai Rp 276,18 miliar pada tahun lalu. Padahal di tahun 2019, PJAA masih membukukan laba usaha sebesar 438,70 miliar.
Baca Juga: Omah Kelinci, restoran berkonsep family yang punya taman bermain
Dari sisi bottom line, PJAA harus menelan kerugian bersih Rp 392,84 miliar di sepanjang 2020. Setahun sebelumnya, PJAA meraih laba bersih Rp 230,42 miliar.
Pandemi Covid-19 mempengaruhi kinerja PJAA pada tahun lalu. Demi mengantisipasi wabah korona, manajemen Jaya Ancol mulai menutup tempat rekreasi sejak 14 Maret hingga 19 Juni 2020.
Pada saat dibuka, tingkat kunjungan pun tidak maksimal lantaran pengelola Jaya Ancol harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, termasuk membatasi jumlah pengunjung.
Selanjutnya: Harga tiket masuk Sea World Ancol 2-30 Juni 2021, ini perinciannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
