kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tertekan pandemi, ALFI: Sektor logistik bergerak minus 30,84% di kuartal II-2020


Rabu, 21 Oktober 2020 / 15:56 WIB
Tertekan pandemi, ALFI: Sektor logistik bergerak minus 30,84% di kuartal II-2020
ILUSTRASI. Sejumlah truk barang. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww/17.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyatakan sektor logistik bergerak minus 30,84% pada kuartal II 2020 karena pandemi. Ketua Umum ALFI, Yukki Hanafi menambahkan, hal ini terjadi salah satunya karena sektor logistik yang menggunakan pesawat atau biasa disebut airtransport mengalami penurunan yang dalam.

"Untuk kinerja transportasi forwarding dan warehouse menurun sampai minus 30,84% di kuartal II 2020. Ini juga terjadi di manufaktur," jelas Yukki dalam acara The 2nd MarkPlus Industry Roundtable Logistics Industry Perspective pada Selasa (20/10) yang digelar virtual.

Namun demikian, Yukki berkata sektor logistik akan kembali rebound di pasar domestik pada 2022 dan pasar internasional bangkit pada 2024.

Baca Juga: Buana Lintas Lautan (BULL) telah menyerap capex sebesar US$ 150 juta

Selain itu dengan baru akan kembali normalnya logistik internasional pada 2024, Yukki menyatakan bahwa salah satu solusi terdekat adalah menyasar pasar Asia Tenggara. Ha Ini harus coba dilakukan pemain-pemain nasional mengingat pada 2025 akan ada skema borderless di antara negara-negara Asia Tenggara, sehingga pasarnya semakin terbuka tapi juga kompetitif.

"Pekerjaan rumah yang harus dibenahi kalau mau ekspansi dan bersaing itu seperti perbaikan bagaimana promosi layanan. Perbaikan packaging juga mutlak dilakukan karena setelah dianalisis, itulah salah satu kelemahan kita. Itu yang harus diperbaiki, termasuk juga dukungan penuh pemerintah. Serta tentu saja digitalisasi," kata Yukki.

Yukki menilai, industri logistik, terutama logistik udara, memang membutuhkan waktu lama untuk bangkit. Saat ini saja, pengiriman barang lewat udara tersebut turun mencapai 80,23%.

Aksi rebound tersebut juga terganjal dengan kebijakan lockdown yang berbeda di tiap negara, sehingga mempengaruhi pengiriman barang ke luar negeri. "Kondisi logistik udara tersebut tentu saja mempengaruhi pertumbuhan secara keseluruhan," sambung dia. Ia memprediksi baru pada 2021 akan masuk proses recovery selaras dengan perbaikan yang terjadi di industri pariwisata.

Baca Juga: PCP Express gaet Janio, permudah mitra UMKM ekspansi ke pasar Asia Tenggara

Sebagai strategi ke depan, Yukki menyatakan akan fokus pada kesempatan meningkatkan kualitas dan mengeluarkan inovasi di berbagai lini. Contohnya seperti mendukung packaging yang lebih bersih dan sehat dalam inovasi nilai, lalu bekerjasama dengan pihak lain mengeluarkan layanan hotel, food delivery, grocery go online, hingga berkolaborasi dengan brand, cloud kitchen, crowd scientist dan komunitas driven delivery.

"Jadi kami melihat ini sebagai sebuah kesempatan baru lagi untuk berkolaborasi dan bekerjasama dengan pihak lain. New normal menjadi new opportunity," tutup dia.

Selanjutnya: Dewata Freight International lakukan tranformasi bisnis garap layanan halal logistik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×