kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tesla tidak batal investasi di Indonesia, namun bukan bangun pabrik mobil


Rabu, 10 Maret 2021 / 06:22 WIB
Tesla tidak batal investasi di Indonesia, namun bukan bangun pabrik mobil
ILUSTRASI. Kemenko Marves menegaskan, pembicaraan mengenai rencana investasi Tesla Inc di Indonesia masih berlangsung. REUTERS/Fabrizio Bensch/File Photo


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembicaraan mengenai rencana investasi Tesla Inc di Indonesia masih berlangsung. Hal itu ditegaskan Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves).

Menurut Kemenko Marves, Indonesia dianggap memiliki sumber yang potensial dalam perkembangan industri kendaraan bermotor listrik seiring ketersediaan nikel sebagai bahan baku baterai. Hanya saja, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut tertarik di bidang Energy Storage System (ESS), bukan pendirian pabrik perakitan untuk kendaraan bermotor. 

Demikian dipaparkan oleh Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, saat menjawab spekulasi yang beredar kalau Tesla batal berinvestasi di Indonesia usai melakukan kerja sama untuk mendirikan pabrik di India. 

"Tesla kami masih berlangsung pembicaraannya, saya tidak bisa bicara detail. Saya mau klarifikasi, kami tidak pernah bicara sama mereka terkait pabrik mobil," ujar Septian dalam webinar "Indonesia at the Forefront of the Battery and Storage Revolution", Senin (8/3/2021). 

Baca Juga: Ini dua sebab kemungkinan Tesla ogah berinvestasi di Indonesia

ESS merupakan bagian dari proyek rantai pasok ekosistem industri baterai di Indonesia. Kerjanya seperti power bank dengan giga baterai skala besar yang mampu menyimpan tenaga listrik besar hingga ratusan megawatt (MW). Selain itu, ESS bisa dijadikan sebagai stabilisator atau untuk pengganti pembangkit peaker (penopang beban puncak). 

"Jadi, daripada membangun pembangkit baru untuk peaker ketika demand listrik lagi tinggi, maka lebih baik bangun ESS yang bisa diisi waktu demand masih rendah dan digunakan ketika demand jadi tinggi," katanya. 

Baca Juga: Pemerintah diminta perbaiki iklim usaha dan investasi, kasus Tesla jadi pelajaran

"Mereka sukses di Australia dan menawarkan opsi-opsi ini ke Indonesia," lanjut Septian. 

Setelahnya, Septian menyebutkan, dalam proyek industri baterai listrik, ESS akan dikembangkan oleh PT PLN (Persero). Jadi, tidak hanya berpartisipasi dalam proyek pembuatan battery cell dan pack kendaraan listrik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tesla Tidak Batal Investasi di Indonesia, tetapi Bukan Bikin Pabrik Mobil"
Penulis : Ruly Kurniawan
Editor : Azwar Ferdian

Selanjutnya: BKPM: Masih ada harapan Tesla berinvestasi di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×