kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Teten Masduki ungkap jumlah UMKM masuk pasar digital kini capai 10,25 juta


Kamis, 15 Oktober 2020 / 23:26 WIB
Teten Masduki ungkap jumlah UMKM masuk pasar digital kini capai 10,25 juta
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan bahwa perluasan pasar produk UMKM dan pelatihan peningkatan kapasitas SDM UMKM sebaiknya bekerja sama dengan platform digital.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir tahun 2020 nanti ditargetkan ada 10 juta UMKM masuk ke pasar digital. Target tersebut melihat dari sebelumnya jumlah UMKM yang sudah rambah platform digital hanya ada 13% atau 8 juta pelaku usaha dari total seluruh UMKM di Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengungkapkan kini target tersebut sudah tercapai, dimana kini ada 10,25 juta pelaku usaha UMKM melek digital.

"Jumlah UMKM yang sudah masuk ke digital sudah naik, sekarang sudah 16% atau 10,25 juta pelaku usaha yang terhubung ke platform digital," kata Teten dalam Webinar 'Bangun UMKM di Tengah Multikrisis' kerjasama Universitas Prasetiya Mulya, Ikaprama, dan Katadata pada Kamis (15/10).

Baca Juga: Tahap II mulai disalurkan, ini syarat dan cara dapatkan BLT UMKM Rp 2,4 juta

Teten mengakui kini persaingan di platform digital memang ketat. Hal itu terlihat bukan hanya pelaku usaha UMKM saja yang terjun, tapi juga brand besar disebutnya sudah mulai menjajaki platform digital juga.

Selain UMKM didorong untuk mulai menggunakan platform digital dalam perluas pasar produknya. Teten menyebut pemerintah memiliki langkah memperluas pasar produk barang/jasa UMKM dengan kebijakan prioritas belanja Kementerian/Lembaga bagi produk barang/jasa UMKM.

"Belanja kementerian dan lembaga sudah ditetapkan 40% nya untuk UMKM. Jadi ini market yang sangat besar.  Yang kita siapkan bagaimana UMKM bisa menjadi penyuplai produk barang dan jasa di kementerian dan lembaga," imbuh Teten.

Selain itu langkah untuk membuat UMKM naik kelas dan memperluas pasarnya disebut Teten juga tertuang dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

Dalam UU Cipta Kerja dijelaskan Teten terdapat aturan dimana setiap tempat publik diantaranya bandara, terminal bus, stasiun, pelabuhan hingga rest area di jalan tol harus memberikan ruang kepada pelaku UMKM untuk produk barang/jasa mereka.

"Ini suatu pendekatan market-driven, yang kita ingin pastikan agar semua memudahkan bagi UMKM untuk mendapatkan akses pengembangan usahanya," kata Teten.

Teten juga menegaskan perlu juga menyiapkan bagaimana masa depan UMKM yang lebih unggul. Oleh karenya disiapkan pendampingan-pendampingan guna mendorong membuat UMKM lebih unggul.

Pemerintah diungkap Teten, mendorong membangun UMKM yang lebih unggul dengan cara menaruh perhatian pada UMKM yang berbasis pada high technology terutama yang ada di kalangan anak muda.

"Saya kira di situ kita masih banyak potensi untuk dikembangkan oleh karena itu kedepan kita akan memfokuskan pendampingan pemberdayaan untuk UMKM itu dalam dua pendekatan," jelas Teten.

Baca Juga: Menteri Teten: UU Cipta Kerja solusi bagi masalah UMKM

Dua pendekatan tersebut diantaranya, pendekatan kepada pelaku usaha mikro dan ultra mirko, dimana jumlahnya disebut Teten sangat besar. Untuk pendekatan kepada kelompok usaha ini, tidak bersifat high touch, namun akan lebih kepada akses permodalan dan literasi keuangan.

Adapun pendekatan bagi sektor usaha kecil dan menengah akan dilakukan pendampingan high touch, melalui inkubator-inkubator bisnis disetiap daerah. Dengan begitu Teten menyebut akan juga meningkatkan wirausaha semakin banyak.

"Dengan pendekatan itu, apalagi kita konsolidasikan semua ini akan kita bisa menambah enterpreneur baru. Kita masih di bawah 4% dibanding Singapura 9% Thailand dan Malaysia hampir 5%," kata Teten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×