Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Eropa tertarik untuk berinvestasi mendukung upaya dekarbonisasi sektor maritim Indonesia. Tiga perusahaan Eropa akan mengkaji infrastruktur hidrogen hijau guna mendukung dekarbonisasi transportasi kapal feri antar-pulau di Indonesia.
HDF Energy, NEA SEA, dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH melalui program International Hydrogen Ramp-Up Programme (H2Uppp) telah meneken kerja sama untuk mengkaji infrastruktur hidrogen hijau.
Inisiatif ini didukung oleh Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Energi sebagai bagian dari upaya mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan energi hidrogen di negara-negara Global Selatan.
Penandatanganan perjanjian dilakukan pada 10 Oktober 2025 di ajang Indonesia Sustainability Forum di Jakarta. Kerja sama ini melanjutkan Nota Kesepahaman (MoU) yang telah diteken pada April 2025 antara HDF Energy, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PLN, ASDP, serta International Maritime Organization (IMO).
Baca Juga: Hidrogen Hijau Jadi Game Changer dalam Transisi Energi
MoU tersebut menjadi dasar pelaksanaan studi retrofit kapal feri dengan teknologi propulsi hidrogen dalam kerangka program GreenVoyage2050 milik IMO, sebuah tonggak penting menuju dekarbonisasi sektor maritim nasional.
Presiden Direktur PT HDF Energy Indonesia sekaligus Director for Asia-Pacific HDF Energy, Mathieu Geze, menyebut kolaborasi ini menggabungkan keahlian internasional, dukungan pemerintah, dan penerapan nyata di lapangan.
“Proyek ini menjadi langkah awal menuju pengoperasian kapal feri bertenaga hidrogen pertama di Indonesia sekaligus mempercepat transisi menuju sektor maritim rendah emisi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (12/10).
Director of Energy Programme GIZ Indonesia/ASEAN, Lisa Tinschert, menilai posisi Indonesia sebagai negara maritim strategis membuka peluang besar untuk mempercepat transisi energi.
Lisa menegaskan, hidrogen hijau berperan penting dalam menghadapi perubahan iklim, sekaligus menciptakan lapangan kerja, mendorong kewirausahaan lokal, dan memperkuat transfer teknologi melalui program H2Uppp.
Baca Juga: Dorong Investasi Energi Bersih, Indonesia Bangun Green Hidrogen Berbasis Panas Bumi
Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada transportasi kapal feri antar-pulau yang sebagian besar masih menggunakan energi diesel. Keterbatasan jaringan listrik dan minimnya integrasi energi terbarukan menjadi tantangan tersendiri dalam upaya dekarbonisasi.
Dalam konteks ini, propulsi berbasis hidrogen dinilai menawarkan solusi efisien dan berkelanjutan bagi rute jarak pendek hingga menengah, serta mendukung sistem kelistrikan kepulauan yang lebih bersih.
Kerja sama di bawah skema public-private partnership ini menitikberatkan pada pengembangan rantai nilai hidrogen dari produksi, penyimpanan, transportasi, hingga pengisian bahan bakar (bunkering). Studi juga mencakup integrasi dengan sistem energi pelabuhan dan jaringan listrik kepulauan, termasuk pada rute Kupang–Rote yang dioperasikan ASDP di Indonesia Timur.
Melalui dua program paralel, HDF bersama IMO, Kemenhub, dan ASDP fokus pada aspek retrofit dan keselamatan kapal, sementara GIZ, HDF, dan NEA SEA menitikberatkan pada studi teknis dan ekonomi infrastruktur hidrogen dengan memanfaatkan keahlian Jerman. Kedua inisiatif ini diarahkan untuk membuktikan kelayakan teknis dan finansial kapal feri bertenaga hidrogen serta membangun model yang dapat direplikasi di wilayah kepulauan lain.
Baca Juga: Mengembangkan Proyek Hidrogen Hijau, HDF Energy Gandeng PLN dan PT SMI
HDF Energy saat ini mengembangkan 23 pembangkit listrik hidrogen Renewstable® di Indonesia Timur dengan potensi investasi mencapai US$2,3 miliar. Fasilitas ini menggabungkan pembangkit tenaga surya dan sistem penyimpanan hidrogen hijau untuk menyediakan listrik bersih dan stabil 24 jam.
Kelebihan produksi hidrogen dari fasilitas Renewstable® juga dapat dimanfaatkan untuk sektor maritim melalui penggunaan sel bahan bakar berdaya tinggi yang dikembangkan HDF Energy. Solusi ini memungkinkan konversi armada kapal menjadi bebas emisi secara modular dan efisien.
Selanjutnya: Intip Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Senin (13/10)
Menarik Dibaca: 5 Alasan PHK yang Tidak Memberi Pesangon yang Wajib Kamu Ketahui Sekarang!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News