kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.875   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Timah Tbk (TINS) Bidik Pengembangan Mineral Logam Tanah Jarang di Bangka Belitung


Kamis, 24 April 2025 / 20:06 WIB
Timah Tbk (TINS) Bidik Pengembangan Mineral Logam Tanah Jarang di Bangka Belitung
ILUSTRASI. Pengembangan mineral logam tanah jarang oleh PT Timah Tbk (TINS).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan rencana ekspansi ke sektor mineral logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element dengan mengembangkan Pilot Plant Logam Tanah Jarang (LTJ) di Tanjung Ular, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Pilot Plant LTJ ini merupakan bentuk komitmen TINS dalam mendukung program hilirisasi mineral nasional yang selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo yakni 'melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri'. 

Fokus utama saat ini adalah revitalisasi dan modifikasi Pilot Plant sebagai fasilitas pengolahan monasit untuk dapat dimanfaatkan kembali sebagai bagian dari pengembangan LTJ. Diharapkan Timah dapat cepat menciptakan nilai tambah melalui industrialisasi LTJ berbasis mineral ikutan dari penambangan timah. 

Hal ini juga menjadi bagian dari strategi hilirisasi mineral nasional, sekaligus mendorong inovasi teknologi dan peningkatan nilai tambah ekonomi. Terlebih, LTJ sangat dibutuhkan oleh industri-industri strategis seperti magnet permanen, baterai hybrid, elektronik dan katalis.

Baca Juga: Timah (TINS) Ungkap Potensi Penyesuaian Perdagangan Timah Usai Berlakunya Tarif Trump

Dalam rangka mengakselerasi pengembangan mineral LTJ atau Rare Earth Element (REE), Wakil Direktur Utama MIND ID Dany Amrul Ichdan bersama Direktur Pengembangan Usaha TIMAH, Dicky Octa Zahriadi berkunjung ke fasilitas pilot plant pengolahan monasit di Tanjung Ular, Rabu (23/4/2025).

Dany menyampaikan Grup MIND ID melalui Timah memiliki kelolaan LTJ yang jarang dimiliki oleh negara-negara lain. Indonesia memiliki kemampuan untuk memproses rare earth ini di dalam negeri sehingga nilai tambah dan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

"Rare earth element ini terdiri dari 15 unsur, dengan unsur dominan antara lain Cerium, Lantanum, Neodymium dan Praseodimium. Dengan pengembangan rare earth ini, kami yakin Indonesia mampu menjadi basis bagi pengembangan ekosistem industri strategis masa depan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Kamis (24/04).

Dicky juga menyampaikan pada tahun 2024, pengembangan berfokus pada pencarian mitra teknologi untuk mempercepat pengolahan monasit menjadi produk Mix Rare Earth Carbonate. 

"Untuk mendukung pengembangan teknologi pengolahan monasit, TINS bekerja sama dengan berbagai lembaga mitra teknologi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," katanya.

Baca Juga: Timah (TINS) Ungkap Potensi Penyesuaian Perdagangan Timah Usai Berlakunya Tarif Trump

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa rare earth mengandung thorium yang dapat dioptimalkan menjadi sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). 

"Dengan terus berupaya memanfaatkan potensi thorium dalam negeri, kita dapat berkontribusi dalam meningkatkan nilai tambah dari pengolahan LTJ untuk mendorong kemandirian energi," tambahnya.

Adapun, pilot plant ini telah dimulai sejak tahun 2010 silam, namun dalam perjalanannya, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan fasilitas pengolahan ini. Ketersediaan teknologi pengolahan yang teruji masih terbatas, sedikitnya opsi mitra strategis yang memiliki teknologi dan pengalaman, serta proses revitalisasi pilot plant memerlukan waktu dan dukungan teknis.

Timah terus berkomitmen untuk mengoperasikan pilot plant sebagai tahap awal validasi teknologi dan pengujian skala terbatas.

Ke depannya, TIMAH juga berencana untuk membangun pabrik pengolahan LTJ skala komersial dengan bahan baku dari monasit sebagai mineral ikutan timah. TIMAH juga akan meningkatkan kolaborasi strategis dengan mitra teknologi untuk percepatan penguasaan teknologi pengolahan LTJ.

"Dengan adanya pengembangan REE di dalam negeri, Timah berupaya untuk memperluas rantai pasok industri berbasis sumber daya alam mineral nasional," tutup Dicky.

Selanjutnya: Teladan Prima Agro (TLDN) Optimistis Kinerja Tetap Tumbuh di Tengah Gejolak Global

Menarik Dibaca: BD & RDK Dharmais Sediakan Skrining Kanker Serviks Metode Pengambilan Sampel Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×