Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kabut asap akibat kebakaran hutan di Indonesia telah berkelana ke negeri Jiran, Singapura. Tak terima dengan asap tersebut, otoritas Singapura mengambil sikap.
Surat kabar Singapura, Strait Times Kamis (8/10) melaporkan, sejumlah supermarket Singapura menarik tisu produksi Asian Pulp and Paper (APP) dan empat perusahaan lain asal Indonesia.
Supermarket yang telah menarik tisu itu adalah: NTUC FairPrice, Sheng Siong, Prime Supermarket, Dairy Farm Group (7-Eleven, Cold Storage, Giant), Ikea, Unity Pharmacy dan Watsons.
Aksi ini dilakukan setelah keluar sikap Singapore Environment Council (SEC) yang mencabut sementara sertifikat hijau kepada Universal Sovereign Trading yang merupakan distributor APP di Singapura.
SEC menuding, lima perusahaan tisu tersebut telah merusak dan menyebabkan kebakaran hutan dan asap.
Namun, tuduhan itu dibantah Suhendra Wiriadinata, Direktur Asia Pulp & Paper (APP). Suhendra bilang, pihaknya tidak melakukan aksi perusakan atau pembakaran hutan.
"APP tegas tidak mendukung kebakaran hutan," ujar Suhendra melalui surat elektronik kepada KONTAN, Kamis (8/10).
Soal pencabutan sertifikat hijau, Suhendra mengklaim telah berkoordinasi dengan otoritas Singapura untuk menanggapi permintaan data dan informasi sesuai tenggat waktu. APP mengundang otoritas Singapura berkunjung ke APP untuk menyaksikan penerapan kebijakan tanpa bakar.
"Kebakaran hutan adalah isu yang sangat rumit, pemerintah Singapura dan Indonesia masih menyelidikinya," kata Suhendra.
Adapun Liana Bratasida, Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), meminta Singapura tak terburu-buru memboikot produk mereka. "Belum ada bukti," kata Liana.
Sementara Tony Wenas, Presiden Direktur Riau Andalan Pulp an Paper, mengaku tak kena dampak pemboikotan di Singapura. "Kami tidak memproduksi kertas tisu," katanya singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News