Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) tak silau dengan geliat harga batubara yang mulai mendaki. Perusahaan tersebut masih mempertahankan target produksi 7 juta ton batubara hingga akhir tahun nanti.
Ketimbang tergesa-gesa menggeber produksi demi memanfaatkan momentum kenaikan harga, Toba Bara pilih menjaga cadangan batubara. Perusahaan ini memiliki total cadangan batubara 147 juta ton di tiga anak usaha di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Ketiga anak perusahaan Toba Bara yakni PT Adimitra Baratama Nusantara, PT Indomining dan PT Trisensa Mineral Utama.
Selain itu, toh realisasi produksi batubara Toba Bara selama sembilan bulan tahun ini baru mencapai 4,2 juta ton. "Kami masih konsisten dengan guideline range produksiĀ yang disepakati di awal tahun," ujar Arthur Simatupang, Direktur PT Toba Bara Sejahtra Tbk kepada KONTAN, Kamis (27/10).
Namun patut dicatat, biaya free on board (FOB) Toba Bara per kuartal III 2016 turun 17,1% menjadi US$ 35 per ton. Biaya FOB meliputi biaya penambangan, biaya penjualan dan pemasaran serta pembayaran royalti.
Selain bisnis batubara, Toba Bara juga mengawal perkembangan bisnis kelapa sawit. Tahun ini mereka menargetkan produksi crude palm oil (CPO) 39.600 ton.
Tak ketinggalan bisnis setrum lewat PT Gorontalo Listrik Perdana. Perusahaan itu akan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sulbagut I di Gorontalo, Sulawesi senilai US$ 180 juta - US$ 220 juta. "Kami fokus pada financial closing untuk PLTU Sulbagut I, targetnya pertengahan 2017 sudah bisa closing," harap Arthur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News