kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,33   -26,40   -2.85%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resto Toni Jack's menjelma jadi Jack Star


Minggu, 02 September 2012 / 21:15 WIB
Resto Toni Jack's menjelma jadi Jack Star
ILUSTRASI.


Reporter: Azis Husaini |

JAKARTA. Sebagai pengelola resto waralaba cepat saji Toni Jack's di Solo Jawa Tengah, PT Duta Mitra Propertindo (DMP) tak rela restonya itu mati begitu saja, seperti resto Toni Jack's yang lain. Itu sebabnya, DMP akan menghidupkan restoran cepat saji itu namun dengan nama baru: Jack Star.

Sebagai pengingat, pada akhir tahun 2009, di Tanah Air hadir 13 resto Toni Jack's milik pengusaha Bambang Rahmadi dan satu gerai waralaba Toni Jack's yang dikelola DMP di Solo, Jawa Tengah. Gerai di Solo itu tepatnya berada di lokasi pusat belanja Center Point Solo (CPS) di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Gerai inilah yang menjelma menjadi Jack Star

Pemegang saham mayoritas DMP adalah Lukminto, pemilik perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, PT Sri Rejeki Isman (Sritex). Menurut Humas Jack Star, Rahmat Agung Nugroho, brand Jack Star sudah didaftarkan ke Kementerian Perdagangan (Kemdag) dan sudah dipatenkan.

"Jadi sudah tak ada hubungan lagi dengan Bambang Rahmadi," jelas Rahmat kepada KONTAN, Jumat (31/8).

Setelah gerai Jack Star perdana berjalan, DMP akan mengembangkan 100 gerai sesuai dengan aturan waralaba yang baru saja dikeluarkan Kemdag. Dalam beleid itu, pewaralaba hanya boleh mengembangkan 100 gerai, selebihnya diberikan kepada mitra lokal. "Tapi tahun ini kami baru buka di dua kota dulu, di Yogyakarta dan Purwokerto," ujar dia.

Rahmat mengklaim, saat ini omzet gerai Jack Star bisa mencapai Rp 50 juta per hari. Hal ini lantaran Jack Star telah mengadopsi konsep makanan cepat saji plus fine dining restoran. DMP mengambil konsep ini karena gerai Jack Star di Solo diminati kalangan muda dan orang tua.

Tahun depan mulai waralaba

Dia mengatakan, Jack Star siap bersaing dengan restoran cepat saji lain yang sudah lama ada. Untuk itu, perusahaan siap mewaralabakan Jack Star tahun depan nanti. "Kami menawarkan waralaba dengan investasi Rp 500 juta-Rp 1 miliar," katanya.

Rahmat menjamin, terwaralaba resto ini tak bakal bernasib seperti Toni Jack's karena DMP akan memenuhi semua yang telah diperjanjikan dengan terwaralaba siap bersaing dengan restoran cepat saji lain yang sudah lama ada. Untuk itu, perusahaan siap mewaralabakan Jack Star tahun depan nanti.

"Pak Lukminto ingin Jack Star menjadi pemimpin waralaba di Indonesia yang bisa menjadi ikon kebanggaan di Indonesia," ujar dia.

Rahmat menyatakan, optimisme ini tak berlebihan. Sebagai bukti, sebagian besar karyawan yang nanti direkrut untuk mengembangkan Jack Star adalah mantan karyawan McDonald's. Mereka saat itu dibawa Bambang Rahmadi untuk mengelola Toni Jacks, pasca peralihan pemegang waralaba McDonald's dari Bambang Rahmadi ke Grup Rekso.

Namun setelah 13 gerai Toni Jacks tutup, sebagian besar karyawan tersebut menganggur. "Saat ini kami sedang menata manajemen. Salah satunya akan merekrut kembali mereka yang dipecat dari McD dulu," ujar dia.

Selain di bisnis makanan, Sritex juga menyiapkan sejumlah agenda ekspansi besar lain. Kabarnya, perusahaan ini menyiapkan anggaran US$ 6 miliar untuk membangun pabrik tekstil baru dan pabrik semen berkapasitas 4 juta ton setahun di Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×