kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tower Bersama (TBIG) optimistis capai 3.000 jumlah penyewa baru tahun ini


Jumat, 13 September 2019 / 18:47 WIB
Tower Bersama (TBIG) optimistis capai 3.000 jumlah penyewa baru tahun ini


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) anggota indeks Kompas100 tahun ini menargetkan mendapatkan 3.000 penyewa baru. Hingga semester I 2019, TBIG telah mencatat penambahan tenant sebanyak 1.236 tenant.

Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso menjelaskan, pihaknya optimis karena operator ekspansif di semester II 2019 ini. TBIG juga telah menerima berbagai permintaan pesanan baik menara baru maupun kolokasi.

Baca Juga: Korporasi mana yang mencatatkan skor employee engagement tertinggi?

"Tapi belum bisa diakui sebagai tenant kalau pembangunan tower belum selesai, atau kalau kolokasi perangkatnya belum dipasang,” katanya kepada Kontan.co.id pada Jumat (13/9).

Baik kolokasi maupun menara baru, bagi Helmy keduanya sangat penting. Pihaknya tidak menargetkan berapa komposisi antara menara baru dan kolokasi di target 3.000 tenant baru itu.

Jika kolokasi, maka TBIG bakal senang karena tidak perlu mengeluarkan belanja modal yang besar. Maklum, kolokasi lebih memanfaatkan slot untuk penyewa dari menara yang sudah ada.

Sementara untuk permintaan menara baru, juga penting karena ke depan, menara baru juga menjadi slot kolokasi baru yang akan disewakan ke operator telekomunikasi.

Baca Juga: Isu Perang Dagang Masih Kuat, IHSG Hari Ini Ditutup Menguat Ke 6.336,67

Terkait dampak penambahan 3.000 tenant terhadap kinerja keuangan, disebut Helmy juga tidak akan besar. Sampai semester I 2018, TBIG memiliki 26.713 tenant dan 15.344 situs telekomunikasi yang terdiri dari 15.272 menara telekomunikasi dan 72 jaringan DAS.

Pertumbuhan pendapatan juga diyakini tidak sebesar dari penyewa baru yang masuk di 2018 ini. Sebab, penyewaan tidak terjadi di awal tahun saja. Bagi operator telekomunikasi yang menyewa di bulan Juli, misalnya, biaya sewanya yang bisa diakui sebagai pendapatan TBIG hanya setengah tahun.

“Tapi di kita, setiap masa sewa kontraknya itu 10 tahun,” tambah Helmy.

Adapun tren permintaan sewa menara di tahun ini banyak berasal dari luar Jawa. Menurut Helmy, lebih dari 50% permintaan menara baru berasal dari luar Jawa, khususnya kota-kota besar di Sumatra dan Kalimantan.

Baca Juga: Saratoga Jual Saham Tower Bersama (TBIG)

Sampai semester I 2018, TBIG memiliki 26.713 tenant dan 15.344 situs telekomunikasi yang terdiri dari 15.272 menara telekomunikasi dan 72 jaringan DAS. Adapun penambahannya di semester I 2019 ini sebanyak 288 menara baru sepanjang dan 948 kolokasi sehingga total tenant sebanyak 1.236.

Catatan Kontan.co.id, sepanjang tahun ini, TBIG mengalokasikan capex sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun. Menurut Helmy, dana ini bersumber dari kas internal dan pinjaman bank. Sampai semester I 2019, serapannya sebanyak Rp 933 miliar.

Kinerja keuangan TBIG di semester I 2019, untuk pendapatan, mencatat pertumbuhan 9,57% menjadi Rp 2,28 triliun. Adapun laba bersih turun tipis dari Rp 402,97 miliar di semester I 2018 menjadi Rp 382,14 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×