Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEKASI. Jaring bisnis properti perusahaan asal Jepang Toyota Housing Corporation mulai menjamah pasar Indonesia. Bahkan, ekspansi ke Indonesia menandai ekspansi perdana anak perusahaan Toyota Motor Corporation itu ke luar Negeri Sakura.
Toyota Housing masuk ke Indonesia melalui Toyota Housing Indonesia. Proyek pertama yang mereka bangun adalah rumah tapak bernama Sakura Regency 3 di Bekasi, Jawa Barat. "Indonesia jadi lokasi pertama dan ini pertama kalinya kami keluar Jepang," ungkap Tadashi Yamashina, Presiden Toyota Housing Corporation, saat soft launching Toyota Housing Model, Kamis (4/6).
Ada dua alasan Toyota Housing memilih Indonesia dan membangun hunian rumah tapak. Pertama orang Indonesia masih lebih gemar tinggal di rumah ketimbang apartemen. Alasan lain, masyarakat Indonesia sudah familier dengan merek Toyota.
Toyota Housing Indonesia tidak bekerja sendiri. Pengembang itu menggandeng PT Hatmohadji & Kawan. Dalam kerjasama itu, Toyota Housing Indonesia menyerahkan dana Rp 35 miliar sebagai moda disetor awal.
Dana ini di luar biaya investasi mengakuisisi lahan. Sayangnya, manajemen perusahaan itu enggan membeberkan total dana yang disiapkan untuk mengakuisisi lahan.
Asal tahu saja, Sakura Regency 3 akan dikembangkan di atas lahan seluas 6,4 hektare (ha). Proyek itu akan berisi 467 unit rumah.
Manajemen Toyota Housing Indonesia bilang sudah mengakuisisi 1,5 ha lahan. Pengembang tersebut berencana membangun 114 unit rumah di atasnya. "Harga per unit yang kami tawarkan mulai Rp 1,5 miliar," kata Agung Wahyudi, General Manager Administration & Marketing Toyota Housing Indonesia.
Toyota Housing Indonesia berencana menjajakan 114 unit rumah itu secara bertahap dalam tiga tahun. Tahun ini, mereka menargetkan menjual 28 unit rumah.
Presiden Direktur Toyota Housing Indonesia Akihiro Hara optimistis memenuhi target tersebut. Dia beralasan rumah mereka dibangun dengan standar Jepang yakni tahan guncangan gempa.
Tak heran jika rumah dibangun dengan model knock down alias bisa dibongkar dengan mudah. Hara menjelaskan, hanya dinding terluar rumah tersebut yang dibuat dari bahan batu bata. Sementara panel–panel di bagian dalam menggunakan bahan berupa cement board.
Lalu struktur bangunan rumah tersebut diperkuat dengan rangka baja. Toyota Housing Indonesia mengklaim rumah bikinan mereka tahan guncangan gempa berkekuatan hingga 7 skala ritcher.
Sadar dengan persaingan bisnis properti di Indonesia khususnya Bekasi yang sesak, Toyota Housing Indonesia masih yakin bisa mencuil pasar. Selain menawarkan produk berbeda, pengembang tersebut menyodorkan kelebihan dari sisi waktu pembuatan rumah yang cepat, yakni tiga bulan dari sejak pembangunan pondasi hingga atap. Sementara rumah konvensional membutuhkan waktu sekitar delapan bulan hingga dua belas bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News