Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Seiring bertambahnya kebutuhan gas untuk industri kimia, pemerintah berharap agar Kilang Tangguh train 3 dapat memenuhinya. Makanya, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita Legowo berharap, penambahan kapasitas kilang gas alam cair di Papua itu sejalan dengan kebutuhan gas untuk industri petrokimia.
Menurut Evita, pemerintah baru akan menyetujui rencana pengembangan atau plan of development (POD) Kilang Tangguh train 3 jika operator kilang tersebut memenuhi pasokan gas untuk industri petrokimia. "Dari sisi kami, ingin ada cadangan gas sehingga memungkinkan untuk train 3 dan 4 serta petrokimia tetap bisa jalan," kata Evita, Rabu (28/3).
Saat ini, British Petroleum (BP) sebagai operator Kilang Tangguh tengah mencari cadangan gas. Namun BP belum menerima POD Lapangan Tangguh jika mereka belum bisa memastikan ketersediaan gas untuk petrokimia.
Namun dengan target operasi pada 2018, seharusnya tahun depan POD Tangguh sudah diteken. "Target kami proyek mulai berjalan tahun depan setelah POD ditandatangani, sehingga bisa beroperasi awal 2018," jelas dia.
Walau belum memastikan besaran cadangan gas Tangguh, pemerintah sudah mengalokasikan pemakaian gasnya. Evita memaparkan, industri petrokimia di Papua akan mendapat jatah gas sekitar 100 sampai 200 juta kaki kubik per hari atau million standard cubic feet per day (mmscfd). Sebagian lainnya ke pembangkit listrik di Papua. Yang jelas, "Mayoritas untuk domestik," kata dia.
Sebelumnya kepada KONTAN, Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), R Priyono mengatakan, tambahan cadangan baru ditemukan di Tangguh baru, yakni sebesar 700 mmscfd.
Cadangan tersebut baru cukup untuk satu train kilang gas alam cair itu. Karenanya, BP masih terus melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru. BP Migas berharap pembangunan kilang LNG itu dimulai 2015 dan target penyelesaian pada 2018.
Saat ini, terdapat dua train di proyek Tangguh yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Setiap train memiliki kapasitas produksi 3,8 juta ton per tahun atau total 7,6 juta ton per tahun.
Pasokan gas untuk dua train ini berasal dari Blok Berau, Wiriagar, dan Muturi dengan cadangan yang terbukti mencapai 14,4 triliun kaki kubik.
Produksi Kilang Tangguh tersebut seluruhnya dialokasikan untuk ekspor dengan rincian Sempra (AS) 3,6 juta ton per tahun, Fujian (Tiongkok) 2,6 juta ton per tahun, dan Korea Selatan sekitar 1 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News