kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Trakindo bertahap pindahkan logistik ke Indonesia


Kamis, 03 November 2016 / 15:09 WIB
Trakindo bertahap pindahkan logistik ke Indonesia


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Distributor alat berat di Indonesia, PT Trakindo Utama berencana memindahkan pusat logistiknya dari Singapura ke Indonesia secara bertahap. Hal ini sebagai upaya mendukung proyek pemerintah khususnya untuk memperbanyak Pusat Logistik Berikat (PLB) termasuk yang ada di Balikpapan.

Nantinya, Trakindo akan memanfaatkan fasilitis PLB milik anak usaha PT Cipta Krida Bahari (CKB) di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Prime Product Supply Chain Head Trakindo Utama, RM Boedi Santoso mengatakan, rencana pemerintah memperbanyak PLB tentu sangat menguntungkan bagi pelaku usaha. Khusus untuk Trakindo dengan memanfaatkan PLB milik CKB bisa melakukan efisiensi yang signifikan. Sebab, selama ini pihaknya menggunakan Singapura sebagai hub logistik.

Sebagai catatan, tahun lalu saja, Trakindo menggunakan 7 hektare (ha) area di Singapura sebagai pusat logistik.

"Namun tahun ini, hanya sekitar 1 hektare saja (di Singapura). Targetnya, pada 2017, semua logistik kami di Singapura akan dipindahkan ke Indonesia, mendekati konsumen secara langsung," katanya dalam siaran pers, Kamis (3/11).

Sebelumnya, Trakindo menggunakan hub Singapura untuk mengirimkan alat berat kepada pelanggan dan memakan waktu sekitar dua minggu. Sedangkan dengan mengoptimalkan PLB di Balikpapan, alat berat yang sudah diimpor dan disimpan di PLB akan dikirimkan kepada pelanggan dalam waktu dua hari. Hal ini tentunya akan membuat efisiensi, karena saat ini biaya sewa di Singapura lebih mahal tiga kali lipat dibandingkan dengan biaya sewa di Indonesia.

"Penghematan secara total bisa mencapai 60%-70% dibanding sebelum adanya PLB. Biaya sewa di Singapura lebih dari tiga kali lipat dari biaya sewa di Indonesia. Jadi, jelas sangat menguntungkan," ujar Boedi.

Boedi berharap untuk daerah Kalimantan, pengembangan fasilitas harus terus dilakukan. Sehingga, nantinya, kapal besar yang mengimpor atau mengeskpor bisa langsung bersandar ke Kalimantan dari negara asalnya tanpa harus transit negara lain atau ke Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×