Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JaKARTA. Tren pelemahan yang masih menggelayuti harga batubara dunia, rupanya, tak dianggap sebagai tantangan oleh PT Trans Power Marine Tbk. Perusahaan jasa pengangkutan laut ini malah meyakini 80% atau mayoritas sumbangsih pendapatan tahun ini disuplai dari pengangkutan si emas hitam.
Tahun ini, Trans Power Marine mengincar total pendapatan tumbuh 20%–30% dibandingkan dengan tahun 2013. Jika sepanjang tahun lalu perusahaan mengantongi pendapatan senilai US$ 58,87 juta, berarti target perolehan di tahun ini berkisar US$ 70,64 juta hingga US$ 76,53 juta. Dus, harapan 80% sumbangsih batubara setara dengan US$ 56,51 juta–US$ 61,22 juta.
Rudy Sutiono, Corporate Secretary Trans Power Marine, beralasan, batubara masih menjadi bahan baku yang sulit tergantikan bagi sejumlah industri. Dia mencontohkan salah satu klien, PT Holcim Indonesia. Produsen semen ini tetap memerlukan batubara sebagai bahan bakar produksi. “Pelanggan seperti ini tak mungkin menurunkan kebutuhan,” papar Rudy.
Tak heran, Trans Power Marine optimistis menambah klien baru. Perusahaan ini menargetkan jumlah klien tahun ini bisa tumbuh 5%–10%.
Paling tidak, sudah ada dua hingga tiga tender baru di Kalimantan yang diincar. Sayang, Rudy belum bisa membeberkan lebih jauh nama-nama perusahaan yang menggelar tender dan nilai kontraknya.
Selain mengandalkan pengangkutan batubara, tahun ini Trans Power Marine mengincar jasa pengangkutan jarak pendek. Sebut saja pengangkutan dari Kalimantan ke Jawa. “Tahun lalu, kontrak jarak pendek cuma 20%, dan tahun ini akan kami tingkatkan menjadi 30% dari seluruh kontrak,” imbuh Rudy.
Rudy menggambarkan, kontrak pengangkutan jarak pendek lebih menguntungkan karena biasanya lebih lama ketimbang kontrak pengangkutan jarak jauh. Sebagai perbandingan, kontrak pengangkutan jarak pendek bisa diteken untuk lima tahun hingga 10 tahun kerjasama. Sementara kontrak pengangkutan jarak jauh sekitar dua tahun hingga tiga tahun saja. Meski, logikanya, nilai kontrak dari sekali pengangkutan jarak pendek tentu lebih kecil ketimbang sekali pengangkutan jarak jauh.
Pinjam perbankan untuk beli kapal
Guna memuluskan aneka strategi, Trans Power Marine menganggarkan belanja modal Rp 250 miliar. Seluruh dana ini untuk belanja enam hingga delapan set kapal baru. Pembelian kapal dilakukan pada kuartal II–2014 sehingga kapal-kapal baru tersebut diharapkan tiba di akhir tahun.
Perusahaan ini akan mengandalkan pendanaan perbankan untuk memenuhi 80% kebutuhan belanja modal, atau sekitar Rp 200 miliar. Barulah sisanya, 20% atau Rp 50 miliar, diambil dari kas internal.
Jika mengintip laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2013, kas dan setara kas tersisa US$ 4,09 juta. Dengan kurs US$ 1 seharga Rp 11.601 (pasar spot, 27/4), maka kas dan setara kas ini cuma Rp 47,45 miliar.
Sambil menunggu pemesanan kapal baru, di kuartal I–2014 perusahaan ini telah kedatangan dua set kapal yang dipesan tahun lalu. Kapal ini meliputi dua kapal tugboat dan dua kapal tongkang. "Masih dalam tahapan persiapan untuk dioperasikan," terang Rudy.
Meski belum merilis laporan keuangan resmi, tapi di kuartal I–2014 ini Trans Power Marine mengklaim mengantongi lebih dari 25% target pertumbuhan tahun 2014. Dengan perhitungan target pendapatan tahun ini seperti yang telah diungkap tadi, US$ 70,64 juta–US$ 76,53 juta, berarti capaian kinerja Trans Power Marine sekitar US$ 17,66 juta hingga US$ 19,13 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News