Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) gencar menggelar transaksi afiliasi pada awal bulan Juli ini. Di antaranya adalah pemberian pinjaman untuk dua proyek pembangkit listrik dengan total nilai sebesar Rp 784,82 miliar.
Pertama, transaksi antara UNTR dengan PT Arkora Hydro Tbk (ARKO). Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengungkapkan pada 28 Juni 2024 UNTR dan ARKO telah menandatangani perjanjian pinjaman.
Dalam perjanjian itu, UNTR memberikan pinjaman kepada ARKO dengan nilai maksimum Rp 150 miliar dengan bentuk fasilitas pinjaman berulang (revolving). Pinjaman ini akan digunakan oleh ARKO untuk mendanai pelaksanaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 3 x 6,66 Megawatt (MW) di Pongbembe, Sulawesi Selatan.
Bunga dari pinjaman ini ditentukan dengan margin 2,3% + JIBOR tiga bulan per tahun. Periode ketersediaan dana adalah tiga tahun sejak ditandatanganinya perjanjian, dengan jangka waktu pembayaran tujuh tahun sejak tanggal penarikan.
Baca Juga: Turun, Penjualan Alat Berat United Tractors (UNTR) Capai 1.757 Unit Hingga Mei 2024
Sebagai informasi, ARKO merupakan bagian dari grup UNTR melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) dan PT Bina Pertiwi Energi (BPE), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh UNTR. Kepemilikan EPN di dalam ARKO sebesar 26,55%, sedangkan BPE memiliki 4,94% saham ARKO.
"Secara bisnis bagi Perseroan akan lebih menguntungkan apabila Perseroan memberikan pinjaman ini, dibandingkan bila Perseroan harus menyimpan dana kasnya di bank dengan rate deposito bank pada saat ini," kata Sara dalam keterbukaan informasi, Selasa (2/7).
Dalam keterbukaan informasi lain di tanggal yang sama, Sara juga mengungkapkan bahwa pada 28 Juni 2024, PT Unitra Persada Energia (UPE) dan PT Bhumi Jati Power (BJP) telah menandatangani perjanjian pinjaman pembiayaan asuransi mandiri. Adapun UPE dan BJP merupakan anak usaha UNTR.
UPE selaku salah satu pemegang saham BJP beserta pemegang saham lainnya bermaksud memberikan pinjaman sesuai porsi kepemilikan sahamnya kepada BJP. Pinjaman tersebut untuk keperluan asuransi secara mandiri oleh BJP terhadap semua risiko dan gangguan bisnis dalam menjalankan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara dengan total problem maximum loss sebesar US$ 310 juta.
Sehubungan dengan hal itu, UPE memberikan pinjaman sebesar US$ 38,75 juta. Sebagai gambaran saja, jumlah tersebut setara dengan Rp 634,82 miliar jika dikonversi memakai kurs Rp 16.380 per dolar Amerika Serikat.
Bunga dari pinjaman yang bersifat term-loan ini sebesar 4% + suku bunga referensi majemuk. Periode ketersediaan dana adalah setiap tahun asuransi, dimana penggunaan fasilitas asuransi mandiri pemegang saham disetujui berdasarkan permintaan penyampingan asuransi untuk tahun asuransi tersebut.
Jangka waktu pembayaran paling lambat 27 Maret 2040. Sara menyatakan, tindakan UPE yang memberikan pinjaman kepada BJP merupakan komitmen pemegang saham untuk memastikan BJP dapat mengasuransikan semua risiko dan gangguan bisnis yang mungkin muncul dalam pelaksanaan proyek PLTU batubara
"Akan lebih menguntungkan bagi UPE apabila memberikan fasilitas Pinjaman ini sebagai asuransi mandiri dibandingkan membayar premi asuransi yang tinggi kepada perusahaan asuransi," ungkap Sara.
Sebagai informasi, PT Bhumi Jati Power (BJP) merupakan salah satu produsen listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) yang menggembungkan PLTU Tanjung Jati B Unit 5 & 6. BJP memiliki dan mengoperasikan PLTU berkapasitas 2 x 1.000 MW yang berlokasi di kompleks Tanjung Jati B, Kabupaten Jepada, Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News