Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
Hingga September 2021, TCPI membukukan pendapatan sebesar Rp 1,17 triliun. Jumlah ini menurun 9,10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,28 triliun.
Namun dari sisi bottom line, laba tahun berjalan TCPI berhasil terkerek signifikan 46,5% menjadi Rp 62,20 miliar. Sedangkan pada September tahun lalu, angkanya hanya mencapai Rp 42,45 miliar.
Meskipun terjadi penurunan dari sisi pendapatan usaha, TCPI tetap berhasil mencatatkan laba bersih yang lebih baik dari tahun 2020. Capaian ini disebut Richard tak lepas dari upaya perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya operasional, sehingga performa perusahaan semakin baik.
"Pencapaian ini terutama, karena perusahaan berhasil melakukan efisiensi dari sisi operasional dengan mengurangi jumlah sewa kapal pihak ketiga," jelas Richard.
Baca Juga: Transcoal Pacific (TCPI) optimistis pendapatan naik 20% tahun ini
Di sisi lain, Richard juga memproyeksikan jumlah aset perusahaan akan meningkat menjadi Rp 3,7 triliun hingga akhir tahun nanti. Yang mana pada tahun 2020 jumlahnya tercatat sebesar Rp 2,7 triliun.
Untuk mencapai target di tahun 2021 ini, perusahaan pun seraya menjalankan sejumlah strategi. Antara lain, terus meningkatkan jasa layanan kepada klien yang dimiliki saat ini. "Sehingga kerja sama yang berjalan saat ini tetap dapat dipertahankan," sambungnya.
TCPI juga terus berupaya menambah customer base, termasuk dengan cara melakukan diversifikasi kargo angkutan. Yang tak kalah penting, pihaknya juga akan terus melanjutkan jasa angkutan secara ocean going dengan kapal milik perusahaan.
"Meningkatkan utilitas kapal milik perseroan dan terus melakukan efisiensi biaya operasional," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News