kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Transnusa mengincar satu kontrak baru


Senin, 17 November 2014 / 07:45 WIB
ILUSTRASI. rambut memutih atau uban tumbuh di setiap kepala orang yang sudah mulai menua.


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Perusahaan maskapai penerbangan PT Transnusa Aviation Mandiri terus berupaya merealisasikan target memperbesar pendapatan sewa pesawat alias carter. Terbaru, maskapai itu berpotensi menambah satu kontrak sewa pesawat mulai 2015.

Sayang, manajemen perusahaan Transnusa masih merahasiakan sosok calon klien itu. Juvenile Jodjana, Chief Executive Officer Transnusa Aviation Mandiri hanya mengisyaratkan jika latar belakang calon klien bisnis itu bergerak di bisnis pertambangan dan minyak. "Dalam suatu proses tender yang kami ikuti akan memakan waktu sekitar enam bulan hingga delapan bulan," terang Juvenile kepada KONTAN, pekan lalu.

Nah, untuk mendukung potensi penambahan satu kontrak anyar itu, Transnusa berinvestasi menambah armada pesawat, dengan tujuan meningkatkan pelayanan. Maskapai itu sedang memesan satu pesawat jenis Avions de Transport Regional (ATR).

Atas penambahan satu pesawat yang diyakini bakal melayani kontrak anyar tahun depan itu, Transnusa optimistis pendapatannya tahun depan bisa naik sekitar 15% dari realisasi tahun ini. "Kami realistis saja, kalau setahun menambah satu pesawat maka pertumbuhannya bisa sebesar itu," kata Juvenile.

Sementara itu hingga penghujung tahun ini, maskapai penerbangan yang banyak melayani rute penerbangan wilayah Indonesia Timur itu, masih menanti kedatangan satu pesawat jenis Fokker 70. Perkiraan Transnusa, pesawat seharga US$ 4 juta - US$ 5 juta itu tiba di Tanah Air pada bulan Desember 2014 nanti. 

Seperti kita tahu sebelumnya manajemen Transnusa bilang, pesawat Fokker 70 itu untuk melayani kontrak sewa dengan PT Chevron Indonesia dari bandara Halim Perdanakusuma menuju ke Dumai, Riau. Pesawat itu menjadi pesawat ketujuh yang dimiliki Transnusa.

Transnusa masih memegang strategi mengubah komposisi pendapatan yang dicanangkan sejak tahun ini. Maskapai penerbangan itu ingin pendapatan penerbangan berjadwal berkontribusi 65% dan penerbangan sewa 35%. Sejauh ini komposisi pendapatannya adalah penerbangan berjadwal 80% dan penerbangan sewa baru sekitar 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×