Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) bekerja sama dengan Community Forest Ecosystem Service (CFES) dan Lembaga Pengelola Hutan Adat (LPHA) Panglima Pati meresmikan program konservasi Hutan Adat Panglima Pati, Desa Air Liki Baru, Merangin, Jambi, Kamis (2024).
“Melalui kerja sama ini, masyarakat akan menerima imbalan atas upaya konservasi yang dilakukan. Ini adalah langkah inovatif yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi melainkan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan,” kata Asisten II Setda Merangin Suherman S. S.T.P. dalam keterangan resmi, Selasa (3/9).
Suherman menuturkan, kerjasama konservasi ini merupakan capaian penting terhadap komitmen pelestarian hutan adat dan pengakuannya atas kontribusi masyarakat dalam melestarikannya.
Melalui model perhutanan sosial, konservasi Hutan Adat Panglima Pati pada lahan seluas kurang lebih 303,3 hektar (ha) membuka peluang pengembangan hasil hutan bukan kayu (HBHK) yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Inisiatif ini sekaligus mengajak masyarakat untuk menjaga hutan sebaik-baiknya guna memberikan manfaat bagi generasi saat ini dan mendatang.
“Saya berharap, semangat kolaborasi yang kita bangun dalam program ini dapat memperkuat keberadaan hutan khususnya Hutan Adat Panglima Pati sebagai sumber kehidupan yang berkelanjutan, serta menciptakan peluang mata pencaharian yang lebih baik bagi masyarakat desa setempat,” tuturnya.
Baca Juga: Produksi Turun, Triputra Argo Persada (TAPG) Prediksi Membaik Semester II
Deputy Director of Sustainability TAPG, W. Sumarlin menjelaskan, kerjasama ini merupakan komitmen jangka panjang perseroan terhadap aksi konservasi sesuai dengan standar perkebunan sawit berkelanjutan.
TAPG-CTC merupakan komitmen konservasi perseroan yang dilakukan melalui prosedur remediasi dan kompensasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RaCP RSPO).
“Sinergitas ini dikembangkan dengan beragam model konservasi melalui pendekatan komprehensif dan bertanggung jawab untuk memberikan manfaat ekologi, dan ekonomi secara adil dan merata,” ungkapnya.
Ini merupakan inisiasi perdana Triputra Agro Persada Group Commit To Conserve (TAPG-CTC) untuk melakukan konservasi lingkungan. Nantinya TAPG-CTC Hutan Adat Panglima Pati akan mendapat dukungan pendanaan secara penuh dari perseroan.
Dana itu akan disalurkan oleh CFES melalui skema imbal jasa ekosistem kepada LPHA Panglima Pati sebagai penerima manfaat selama lima tahun ke depan.
“TAPG yang merupakan anggota RSPO sejak 2007 juga telah menyusun rencana jangka panjang pengembangan TAPG-CTC di wilayah-wilayah lainnya,” katanya.
Baca Juga: GIC Mau Divestasi Saham TAPG, Satu-satunya yang Untung, Tujuh Lagi Masih Buntung
Sekretaris Dewan Eksekutif CFES, Joseph Hutabarat menjelaskan, kolaborasi tersebut dapat menjadi contoh baik bagaimana perusahaan perkebunan sawit dapat menunaikan kewajiban konservasi dan tanggung jawab sosialnya secara terukur dan berkesinambungan.
Menurut Joseph, kerjasama ini akan meliputi sejumlah program yang berfokus pada dua tujuan yaitu perlindungan nilai konservasi tinggi dan stok karbon tinggi melalui aktivitas rehabilitasi hutan yang diperlukan.
Diharapkan, kerjasama ini dapat membuat Hutan Adat Panglima Pati bebas deforestasi dan degradasi, sehingga dapat memberikan manfaat secara intrinsik, maupun ekstrinsik.
“Adapun tujuan lainnya yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Air Liki Baru melalui pemanfaatan hasil hutan bukan kayu secara lestari,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News