Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain segmen menara telekomunikasi, lini bisnis fiber optik semakin mempertebal pundi-pundi pendapatan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel hingga kuartal III-2024.
Per September 2024, MTEL meraup pendapatan sebesar Rp 6,81 triliun. Raihan tersebut meningkat 8,69% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 6,27 triliun per September 2023.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan, pertumbuhan top line MTEL didorong oleh peningkatan alat produksi terutama pada pendapatan bisnis penyewaan menara, tumbuh 8,5% YoY.
Bisnis fiber optik mengalami pertumbuhan 89,5% pada periode Januari–September 2024. Padahal, entitas Grup Telkom ini baru menggarap bisnis fiber optik sejak 2022 artinya baru dua tahun berjalan.
"Meski baru berkontribusi 4% dari total pendapatan, bisnis fiber optik terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ke depannya, kami akan fokus mengembangkan bisnis ini," kata Theodorus dalam keterangannya, Rabu (30/1).
Baca Juga: Laba Entitas Grup Telkom Mitratel (MTEL) Tumbuh 7,14% pada Kuartal III-2024
Pria yang akrab dipanggil Teddy ini bilang, MTEL akan memacu pertumbuhan segmen bisnis fiber optik secara organik maupun anorganik dengan melakukan serangkaian akuisisi aset.
Dari sisi bottom line, laba tahun berjalan entitas Grup Telkom ini mencapai Rp 1,53 triliun hingga kuartal III-2024. Raihan itu tumbuh 7,14% secara tahunan dari Rp 1,43 triliun.
Dari sisi operasional, kenaikan pendapatan MTEL juga yang terlihat pada peningkatan jumlah menara, fiber optik, kolokasi dan penyewa. Per September 2024, tenancy ratio MTEL mencapai 1,51 kali.
"Tenancy ratio membaik menjadi 1,51 kali jika dibandingkan tahun lalu di periode yang sama sebesar 1,50 kali karena kami mengoptimalkan aset dan menyeimbangkan kebutuhan ekspansi dengan jumlah penyewa," jelas Teddy.
Per kuartal III-2024, total fiber optik Mitratel mencapai 39.714 kilometer (km). Jumlah itu lebih panjang sebesar 36,7% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Selanjutnya: Sritex Pailit, Menko Airlangga: Pabrik dan Ekspor Impor Harus Tetap Jalan
Menarik Dibaca: Beli Token Listrik Rp 200.000 Dapat Berapa kWh?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News