kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tunas Ridean Targetkan Pertumbuhan 5%-10% di 2014


Selasa, 31 Desember 2013 / 07:30 WIB
Tunas Ridean Targetkan Pertumbuhan 5%-10% di 2014
ILUSTRASI. PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp 1,8 triliun di sepanjang tahun 2022


Reporter: Francisca Bertha Vistika, Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Meski pasar otomotif di 2014 diperkirakan stagnan, namun PT Tunas Ridean Tbk (TURI) berharap pendapatannya masih bisa tumbuh positif.

Presiden Direktur PT Tunas Ridean Tbk Rico Setiawan mengatakan penjualan mobil tahun depan diperkirakan akan sama seperti tahun ini yakni sekitar 1,2 juta unit. Namun, ia berharap pendapatan perusahaan tetap bisa tumbuh meski di bawah 10%. "Kami prediksi bisa tumbuh sekitar 5% - 10%," kata dia ke KONTAN, Senin (30/12).

Catatan saja, sepanjang tahun ini, perusahaan berkode emiten TURI itu, menargetkan pendapatan Rp 11 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan pendapatan 5%-10%, artinya perusahaan menargetkan pendapatan berkisar Rp 11,55 triliun - Rp 12,1 triliun.

Guna mendongkrak pendapatan sepanjang tahun 2014, Rico menuturkan, perusahaannya akan menambah jumlah dealer. Menurut dia, penambahan akan dilakukan untuk diler mobil dan sepeda motor. "Jumlah diler baru di bawah 10," ungkap Rico.

Sayangnya, ia enggan merinci investasi yang bakal digelontorkan perusahaan untuk membangun diler baru ini. Yang jelas, kata Rico, sepanjang tahun depan TURI menyiapkan belanja modal Rp 500 miliar. Angka itu tidak jauh berbeda dengan alokasi belanja di modal tahun ini. Belanja modal akan digunakan Tunas Ridean untuk menambah jumlah armada mobil rental, membeli tanah dan membangun diler baru.

Menurut Rico, diler baru milik perusahaan kemungkinan akan berlokasi di luar Jakarta dan di luar Pulau Jawa. Pasalnya jumlah diler di Jakarta sudah terlalu padat. Pemilihan lokasi diler ini juga ditentukan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).

Catatan saja, berdasarkan perjanjian keagenan dengan PT Astra International dan PT BMW Indonesia, TURI ditunjuk sebagai diler Toyota, Daihatsu, BMW dan Peugeot Indonesia untuk Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Palembang dan Bengkulu. Perusahaan juga ditunjuk sebagai agen utama sepeda motor Honda di lampung berdasarkan perjanjian dengan PT Astra Honda Motor untuk beberapa wilayah seperti Sumatra, Sulawesi, Bali dan Jawa Tengah.

Hingga sembilan bulan pertama tahun ini, perusahaan telah meraup pendapatan bersih Rp 8,45 triliun, tumbuh 10,17% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 7,67 triliun. Sementara itu, laba bersih perusahaan per September 2013 tercatat sebesar Rp 223,03 miliar, turun 28,49% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Dengan pencapaian ini, Rico optimistis bisa mencapai target pendapatan yang dipatok sebesar Rp 11 triliun sampai akhir tahun ini.

Sementara itu, pelemahan nilai tukar rupiah yang berdampak pada kenaikan harga jual kendaraan juga berimbas pada bisnis TURI. Karenanya, TURI berencana untuk menyesuaikan harga jual kendaraannya. Meski begitu, Rico masih enggan menyebut besaran kenaikan harga jual ini. Yang jelas, "Kenaikannya di bawah 20%, dan dilakukan bertahap mulai kuartal I-2014," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×