kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Turun, ICP September 2022 Capai US$ 86,07 Per Barel


Jumat, 07 Oktober 2022 / 15:30 WIB
Turun, ICP September 2022 Capai US$ 86,07 Per Barel
ILUSTRASI. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) di September 2022 turun US$ 8,1 per barel menjadi US$ 86,07 per barel


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan September 2022 berdasarkan perhitungan Formula Indonesian Crude Price (ICP) ditetapkan sebesar US$ 86,07 per barel.

Penetapan tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 140.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan September 2022.

“Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan September 2022 ditetapkan sebesar US$ 86,07 per barel,” demikian bunyi diktum keempat Kepmen yang dikutip Kontan.co.id, hari ini (7/10).

Jika dibandingkan dengan ICP Agustus 2022 yang  sebesar US$ 94,17 per barel, maka ICP September 2022 mengalami penurunan US$ 8,10 per barel.

Dalam executive summary-nya, Tim Harga Minyak Mentah Indonesia memaparkan sejumlah faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional,  antara lain kondisi ekonomi global.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Tergelincir Penguatan Dolar AS

Salah satu kondisi ekonomi global yang disorot ialah kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga AS sebesar 0,75% untuk mengurangi inflasi. Tim Harga Minyak Mentah Indonesia menerangkan, kebijakan ini dapat berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan permintaan minyak mentah.

Kondisi ekonomi global lainnya yang juga disorot ialah kekhawatiran pelaku pasar atas resesi dunia yang disebabkan kebijakan moneter oleh negara-negara besar yang menaikkan suku bunga menyusul AS, seperti pada Inggris, Swiss dan Norwegia.

Selain kondisi ekonomi global, permintaan minyak mentah dunia juga dinilai menjadi salah satu faktor dinilai memengaruhi penurunan harga minyak mentah. Hal yang dicermati oleh Tim Harga Minyak Mentah Indonesia ialah Laporan IEA bulan September 2022 yang menyebutkan bahwa proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global menjadi 2 juta BOPD, turun 100.000 BOPD dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya, serta berakhirnya summer driving season yang menurunkan konsumsi BBM di Amerika Serikat.

Berikutnya, Tim Harga Minyak Mentah Indonesia juga menyoroti beberapa perkembangan soal pasokan minyak mentah dunia. Pertama, laporan IEA bulan September 2022 yang menyebutkan bahwa pasokan minyak mentah dunia kembali naik sebesar 790.000 BOPD di bulan Agustus 2022 menjadi 101,3 juta BOPD.

Ini adalah posisi tertinggi pasca pandemi Covid-19, yang antara lain disebabkan peningkatan produksi di Libya, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik 1% Setelah Pemotongan Target Produksi OPEC+

Kedua, laporan IHS Markit bulan September 2022 yang menyebutkan bahwa pasokan minyak mentah Amerika Serikat diperkirakan naik sebesar 600.000 BOPD pada kuartal 4 tahun 2022 dan sebesar 1,1 juta BOPD di tahun 2023.

Ketiga, pemangkasan produksi negara-negara OPEC+ sebesar 100.000 BOPD uang dinilai tidak terlalu signifikan dalam mendukung keseimbangan supply demand minyak mentah dunia. Keempat, Total ekspor minyak mentah Rusia naik sebesar 220.000 BOPD di bulan Agustus 2022 menjadi 7,6 juta BOPD.

Selain menyoroti kondisi ekonomi global serta permintaan dan pasokan minyak mentah, Tim Harga Minyak Mentah Indonesia juga mencermati Laporan Mingguan EIA (Energy Information Administration) yang menyebutkan adanya peningkatan stok minyak AS pada September 2022 dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu kenaikan stok minyak mentah komersial yang naik 12,3 juta barel menjadi 430,6 juta barel, serta kenaikan stok distillate yang naik 2.7 juta barel menjadi 114,4 juta barel.

Sementara itu, untuk kawasan Asia Pasifik, Tim Harga Minyak Mentah Indonesia menyebutkan bahwa penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas proyeksi permintaan minyak mentah akibat penurunan permintaan minyak mentah China dengan adanya kebijakan zero-covid dan lockdown di beberapa daerah di China, serta pemeliharaan rutin kilang pada bulan September-Oktober 2022.

Baca Juga: Sebentar Lagi Bakal Ada Kenaikan Tarif Tol di Sejumlah Ruas, Siap-siap!

“OPEC dalam laporan bulan September 2022 bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Cina turun sebesar 0,3% menjadi 4,2% dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, serta penurunan oil throughput kilang di Jepang dan Korea Selatan,” demikian dikutip dari exsum Tim Harga Minyak Mentah Indonesia.

Sedikit informasi,perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan September 2022 dibandingkan bulan Agustus 2022 dapat dilihat sebagai berikut:

  • Dated Brent turun sebesar US$ 10,13 per barel dari US$ 99,99 per barel menjadi US$ 89,87 per barel.
  • WTI (Nymex) turun sebesar US$ 7,68 per barel dari US$ 91,48 per barel menjadi US$ 83,80 per barel.
  • Brent (ICE) turun sebesar US$ 7,17 per barel dari US$ 97,74 per barel menjadi US$ 90,57 per barel.
  • Basket OPEC turun sebesar US$ 6,48 per barel dari US$ 101,94 per barel  menjadi US$ 95,46 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×