Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Ikhtiar PT Gajah Tunggal Tbk memiliki fasilitas uji produk ban atau proving ground, akhirnya terwujud. Proving ground yang mereka bangun di Karawang, Jawa Barat sejak Maret 2013, resmi beroperasi pada Kamis (19/5) kemarin.
Gajah Tunggal berinvestasi lebih dari US$ 100 juta atau setara Rp 1,34 triliun untuk membikin proving ground ban kendaraan penumpang. Perusahaan berkode GJTL di Bursa Efek Indonesia itu membenamkan beragam teknologi dan sensor canggih.
Presiden Direktur PT Gajah Tunggal Tbk Christopher Chan Siew Choong mengklaim, proving ground mereka berteknologi tinggi pertama di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. "Di luar negeri, fasilitas serupa antara lain ada di Jepang dan Eropa," katanya dalam siaran pers Kementerian Perindustrian (Kemprin), Kamis (19/5).
Direktur PT Gajah Tunggal Tbk Catharina Widjaja optimistis, kehadiran proving ground bakal efektif mendongkrak kinerja penjualan dan kepercayaan konsumen. Tak terkecuali, meningkatkan penjualan ban original equipment manufacturer (OEM) ke pabrikan otomotif.
Hanya saja, tak ketahuan proyeksi kontribusi pendapatan dari operasional proving ground. Gajah Tunggal tak sekaligus membeberkan informasi itu. Hingga berita ini diturunkan, manajemen Gajah Tunggal tak juga merespon pertanyaan KONTAN.
Yang pasti masih menurut siaran pers tadi, Gajah Tunggal bermaksud melanjutkan pembangunan proving ground tahap II. Rencana perusahaan itu membikin fasilitas uji produk untuk ban kendaraan off-road.
Gajah Tunggal tak cuma memakai fasilitas uji produk ban untuk kebutuhan sendiri. Perusahaan tersebut juga membuka peluang bagi produsen kendaraan bermotor yang bermitra dengan mereka, untuk memanfaatkan proving ground.
Menteri Perindustrian Saleh Husin yang meresmikan proving ground Gajah Tunggal menyatakan, proving ground merupakan bagian dari research and development (R&D) industri ban. " Ini menunjukkan keseriusan perusahaan dan jelas-jelas sebagai tanda bahwa produsen bervisi jangka panjang," ujarnya dalam siaran pers Kemprin, Kamis (19/5).
Belum tampak kuartal II
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Ban (APBI) Aziz Pane berpendapat, proving ground bisa meningkatkan penjualan ban domestik maupun ekspor. "Itu akan meningkatkan kualitas dan standar produk ban itu, jadi sesuai dengan kebutuhan negeri tujuan ekspor," katanya kepada KONTAN, Kamis (19/5).
Menurut APBI, sejauh ini mayoritas produsen ban dalam negeri menguji ban di Sentul, Bogor, Jawa Barat saja. Itu pun hanya untuk menguji kualitas ban kebutuhan balap. Sementara negara tetangga seperti Malaysia sudah terlebih dahulu memiliki proving ground.
Namun dampak positif proving ground belum akan terjadi dalam jangka pendek yakni kuartal II-2016. Prediksi APBI, penjualan ban nasional para triwulan kedua tahun ini belum akan agresif meskipun ada momen Lebaran.
Sebagai informasi saja, sejauh ini, kapasitas produksi ban mobil Gajah Tunggal sebanyak 55.000 unit per hari. Sementara kapasitas produksi ban motor sebanyak 95 unit per hari.
Gajah Tunggal berharap komposisi penjualan ekspor dan domestik seimbang. Menurut laporan keuangan 2015, penjualan ekspor mereka pada tahun 2015 tercatat Rp 5,54 triliun. Nilai penjualan tersebut setara dengan kontribusi 42,71% terhadap total penjualan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News