Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT United Tractors Tbk tak hanya berharap cuan dari bisnis tambang. Perusahaan yang tercatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode UNTR ini juga mengincar peluang penjualan alat transportasi publik.
Di bisnis ini, United Tractor mendapatkan mandat sebagai distributor bus Scania asal Swedia di Indonesia. Bus Scania inilah yang ditawarkan United Tractors ke perusahaan otobus (PO) dan pemerintah daerah.
Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractors bilang, hasil penawaran yang sudah berbuah pesanan datang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Oleh Pemprov DKI Jakarta, bus Scania dimanfaatkan sebagai sarana transportasi publik Transjakarta.
Adapun pesanan bus Scania dari Pemprov DKI Jakarta berjumlah 50 unit, dalam bentuk bus gandeng. Walaupun belum memenuhi semua pesanan, sebagian bus Scania telah melayani penumpang Transjakarta sejak kemarin, Senin (22/6). "Selain untuk armada Transjakarta, bus Scania bisa digunakan untuk bus antar kota, pariwisata dan bus apron yang digunakan untuk feeder," kata Sara kepada KONTAN, Senin (22/6).
Tahun ini, Sara menargetkan penjualan bus Scania bisa mencapai 100 unit. Dari target, 50 unit sudah terjual ke Pemprov DKI Jakarta, sisanya dari PO. Sayang, Sara tak menyebut berapa nilai kontrak penjualan bus Scania ke Pemprov DKI Jakarta tersebut.
Mengacu berita KONTAN sebelumnya, United Tractor mengajukan dua jenis bus Scania ke Pemprov DKI Jakarta. Jenis bus Scania pertama menggunakan bodi aluminium yang dibanderol senilai Rp 5,8 miliar per unit. Jenis kedua adalah, bus Scania yang menggunakan bodi baja dengan harga lebih murah, yakni Rp 4,6 miliar.
Jika bus Scania yang dipasok ke Transjakarta adalah bus Scania yang menggunakan aluminium, maka pendapatan United Tractor dari transaksi ini bisa mencapai Rp 290 miliar. Jika yang bus Scania itu berbahan baja, potensi pendapatan yang dikantongi United Tractors sekitar Rp 230 miliar.
Karena bus Scania ini impor, United Tractor tak melupakan peran industri dalam negeri. Sara bilang, karoseri bus tersebut dipersiapkan oleh perusahaan domestik.
Walaupun sudah menuai pesanan puluhan bus, namun Sara bilang, kontribusinya ke kinerja penjualan United Tractors masih terbilang kecil. "Paling di bawah 10%," kata Sara. Selain menjual dalam bentuk bus, United Tractors sejatinya juga menjual Scania dalam bentuk truk.
Namun, sejauh ini konsep truk Scania yang dijual United Tractors fokus menyasar bisnis tambang. Sekalipun ada truk untuk sektor on road seperti konstruksi, perkebunan, Sara bilang saat ini masih dalam proses penjajakan.
Menurut Sara, penjualan Scania ini mendapat tantangan dari kondisi makro ekonomi "Ada pengaruh kondisi ekonomi makro ke jualan kami, lalu kondisi nilai dolar masih tinggi," kata Sara.
Tambang lesu
Selain menekan penjualan bus, kondisi makro ekonomi juga bikin lesu bisnis alat berat. Sara bilang, penjualan alat berat tertekan bisnis tambang batubara. Pada kuartal I-2015, penjualan alat berat United Tractors turun 37% menjadi 763 unit saja.
Begitu juga di bisnis tambang, sampai April 2015, produksi batubara United Tractor turun 14% menjadi 2,011 juta ton. Adapun periode yang sama tahun lalu, produksi batubara United Tractors tercatat 2,30 juta unit.
Sara bilang, penurunan produksi batubara sengaja dilakukan untuk mengefisienkan biaya produksi saat harga batubara sedang lesu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News