Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Meski bisnis pertambangan masih lesu karena harga komoditas yang terus menurun, PT United Tractors Tbk masih optimistis dengan bisnis truk berat. United Tractors akan mengandalkan penjualan truk untuk sektor non tambang dan sektor niaga untuk mengompensasi penurunan penjualan truk di sektor tambang.
Di bisnis truk berat, perusahaan yang memiliki kode emiten UNTR itu mengandalkan dua merek truk, yakni UD Trucks dan Scania. Meski strateginya berbeda, namun United Tractors meyakini kedua merek ini bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan.
Khusus merek Scania misalnya, United Tractors akan menggenjot penjualan untuk segmen on road, sehingga lebih fleksibel digunakan untuk pengangkutan berbagai sektor. "Penetrasi on road sudah dilakukan sejak tahun lalu dan tahun ini lebih digenjot," kata Roy Hamonangan Departement Head Strategic Marketing Scania, Rabu (21/8).
Sejak menjadi agen penjualan truk merek Scania pada 2004 silam, United Tractors memang menjadikan truk ini untuk segmen off road dengan sektor pertambangan sebagai pasar utama. Namun karena bisnis tambang tengah lesu, perusahaan itu mengubah strategi bisnisnya.
Dengan strategi baru ini, Roy yakin, perusahaan mampu menjual truk Scania hingga 600 unit pada tahun ini. Sebagai gambaran, pada tahun 2012 lalu, penjualan truk Scania hanya 360 unit. Artinya, tahun ini, perusahaan itu mematok penjualan truk Scania bisa tumbuh hingga 66,6%.
Sales Manager UD Truck & Tadano United Tractors, Adam Budijaya menambahkan, sektor industri yang membutuhkan kendaraan komersial memang lebih banyak, sehingga pasar truk on road bisa lebih luas. Makanya, United Tractors gencar melakukan penetrasi di pasar ini meski persaingan dengan kompetitor juga cukup ketat.
Adam bilang, United Tractors memiliki strategi yang berbeda untuk menggenjot penjualan UD Truck. Menurutnya, UD Truck tetap akan bermain di segmen off road, namun beralih segmen.
Adam mengungkapkan, UD Trucks masih akan bermain di segmen off road tapi dengan mengincar segmen lain, seperti perkebunan dari sebelumnya pertambangan. Menurut Adam, untuk menggenjot penjualan truk di sektor non tambang, UD Truck tengah menyiapkan beberapa produk truk baru dengan ukuran yang lebih kecil, menyesuaikan dengan kebutuhan sektor non tambang.
Adam bilang, akan ada beberapa tipe truk baru yang akan diluncurkan secara bertahap pada semester II-2013 hingga tahun depan. Menurutnya, prinsipal pembuat truk keluaran UD Truck sudah mengembangkan produk jenis ini sejak 2008 untuk menyesuaikan dengan pasar Indonesia. "Namun produknya baru akan dikeluarkan tahun ini," jelasnya.
Dengan produk baru di segmen pasar yang baru ini, Adam yakin, tahun ini UD Truck mampu menjual sekitar 600 unit truk, naik 20% ketimbang realisasi penjualan truk tahun lalu yang sebanyak 500 unit.
Meski optimistis bisa meraup pertumbuhan penjualan truk hingga 20%, namun Adam mengakui tantangan bisnis truk saat ini masih cukup berat. Selain pasar di sektor tambang masih lesu, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang diikuti kenaikan suku bunga kredit juga berdampak pada penjualan truk United Tractors.
Maklum saja, hampir semua transaksi penjualan truk berat ini menggunakan fasilitas kredit. Catatan saja, sampai semester I-2013, UNTR membukukan pendapatan bersih Rp 24,90 triliun, turun 18,65% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih tercatat sebesar Rp 2,30 triliun, turun 25,32% dari semester I-2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News