Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
Asal tahu saja, alokasi belanja modal terbesar atau 80% dikucurkan untuk PAMA. "Sampai Juni sudah terserap US$ 384 juta atau sekitar 51% dari total capex tahun ini," jelasnya.
Selain membeli alat berat baru, UNTR rencana melakukan penggantian sekitar 200 alat berat. Meski optimis mampu mencapai target kinerja yang sudah ditentukan, Sara menyebut penurunan harga komoditas menjadi tantangan mereka sekarang ini. Terlebih bisnis mereka sangat berkaitan dengan harga batubara yang kini terus berada dalam tren penurunan.
Baca Juga: Sejumlah emiten rambah bisnis batubara kokas
Sebagai salah satu strateginya, UNTR melanjutkan kegiatan efisiensi. Tak hanya itu mereka terus memperluas bisnis non batubara. Mulai akhir tahun lalu UNTR pun menambang emas. Pada tahun ini manajemen membidik produksi emas sebesar 400.000 oz.
Dari periode Januari sampai Juli 2019, produksi emas UNTR tercatat sebesar 230.000 oz. "Saat ini bisnis emas berkontribusi sebesar 15%," ujarnya.
Bisnis pertambangan emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. UNTR telah mengakuisisi tambang emas tersebut pada tahun lalu, aksi itu menjadi salah satu realisasi dari rencana diversifikasi mereka.
UNTR kini melanjutkan eksplorasi di lokasi yang berbeda untuk menemukan cadangan emas baru. Saat ini jumlah cadangan emas yang ada sebesar 4,5 juta oz. Guna mengembangkan bisnis ini mereka membutuhkan dana US$ 50 juta pada 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News