Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Akhir tahun nanti PT Unilever Indonesia Tbk akan mendapatkan tambahan sumber pasokan bahan baku. Sister company perusahaan itu yakni PT Unilever Oleochemical Indonesia, siap mengoperasikan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.
Patut dicatat, Unilever Indonesia atau emiten yang tercatat dengan kode saham UNVR di Bursa Efek Indonesaia dan Unilever Oleochemical menginduk pada Unilever N.V. Nah, pabrik pengolahan minyak kelapa sawit tersebut akan menjadi pabrik kesepuluh yang dioperasikan Unilever N. V, di Indonesia.
Nilai investasi pabrik Unilever Oleochemical sekitar Rp 2 triliun. Pabrik tersebut berdiri di atas lahan seluas 18 hektare (ha) dan mulai dibangun sejak tahun 2013 lalu.
Pabrik anyar itu akan menghasilkan bahan-bahan kimia. Sebut saja fatty acid, surfactant, soap noodles, soap chip dan glycerine. Bahan-bahan kimia itu untuk mendukung kebutuhan bahan baku pembuatan produk rumah tangga dan perawatan badan.
Sancoyo Antarikso, Governance and Corporate Affairs Director & Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk menjelaskan, kapasitas produksi pabrik yang dikelola Unilever Oleochemical adalah 200.000 ton bahan kimia per tahun. "Sebetulnya sudah mulai bisa berproduksi saat ini, tapi baru full beroperasi akhir tahun ini," ujar Sancoyo kepada KONTAN, Kamis (3/9).
Nanti, manajemen Unilever Indonesia bakal ikut memanfaatkan 15% hasil produksi Unilever Oleochemical tersebut. Unilever Indonesia menyatakan, pabrik ini membantu mereka meningkatkan efisiensi biaya produksi. Lantas, 85% produksi pabrik Unilever Oleochemical akan dilempar ke pasar ekspor.
Namun, peruntukan 85% ke ekspor itu pun tetap berpotensi berdampak positif bagi Unilever Indonesia. Sebab, sebelumnya manajemen perusahaan tersebut mengatakan, bakal membantu penjualan produk besutan Unilever Oleochemical.
Asal tahu saja, kiprah Unilever Oleochemical bakal semakin lancar. Pasalnya, perusahaan itu menjadi bagian dari tiga perusahaan yang mendapat fasilitas pengurangan pajak penghasilan (PPh) badan atau tax holiday dari Kementerian Keuangan.
HPP meningkat
Selain sokongan Unilever Oleochemical, Unilever Indonesia juga akan mendapatkan tambahan volume produksi produk Royco dan Kecap Bango. Sebab pada Agustus 2015 kemarin, Unilever N. V meresmikan pabrik anyar di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Dua produk ini dipilih karena termasuk produk terlaris di antar produk mereka di Indonesia.
Di luar tambahan pasokan bahan baku maupun produk, Unilever tak berencana menggelar ekspansi baru yang agresif hingga akhir tahun nanti. Manajemen perusahaan tersebut juga tak membeberkan target kinerja di semester II ini. "Kami tidak bisa memberikan guidance mengenai target," dalih Sancoyo.
Menilik laporan keuangan terakhir per 30 Juni 2015, Unilever Indonesia mencetak penjualan Rp 18,80 triliun. Nilai penjualan tersebut tumbuh 6,94% ketimbang penjualan di periode yang sama tahun 2014, yakni Rp 17,58 triliun.
Dari penjualan segitu, Unilever Indonesia mengantongi laba Rp 2,90 triliun. Laba tersebut tumbuh tipis 1,75% dibandingkan dengan laba di semester I-2014.
Salah satu sebab tipisnya laba karena komponen harga pokok penjualan alias HPP Unilever Indonesia meningkat. HPP pada semester I-2015 adalah Rp 9,27 triliun sedangkan HPP pada semester I-2014 adalah Rp 8,95 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News