kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya Aspekpir memperkuat kemitraan petani dengan pabrik kelapa sawit


Jumat, 25 Juni 2021 / 20:37 WIB
Upaya Aspekpir memperkuat kemitraan petani dengan pabrik kelapa sawit
ILUSTRASI. Upaya memperkuat kemitraan pekebunan dengan pabrik kelapa sawit terus dilakukan untuk menjaga kualitas CPO.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya memperkuat kemitraan pekebunan dengan pabrik kelapa sawit terus dilakukan untuk menjaga kualitas crude palm oil (CPO) sesuai standar. Kemitraan seperti ini pernah terwujud dengan baik di masa lalu, tapi belakangan mulai kendor seturut adanya praktik jual ke pabrik yang berani beli lebih mahal.

Direktur Eksekutif Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR Indonesia, Hendra J Purba mengatakan, pada masa lalu, petani menyetor tandan buah segar (TBS) mereka ke koperasi yang kemudian dijual ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS), yang pembayarannya juga tidak cash carry, tapi dalam jangka waktu tertentu.

Kemudian harga penetapan pun berbeda untuk setiap umur tanaman sawit. Keuntungannya, petani mendapat pembinaan cara panen yang benar dari pabrik. "TBS yang masuk pun dijamin mutunya sesuai spek pabrik," ujarnya, Jumat (25/6).

Akibat sistem penjualan ini, pedagang besar kerap kesulitan memenuhi target yang diminta PKS. Mereka pun akhirnya mengiming-ngiming petani plasma menjual TBS-nya ke mereka dengan harga lebih tinggi dari yang ditetapkan. Selain itu, mereka juga langsung bayar alias cash carry.

Baca Juga: Asosiasi petani sawit minta pemerintah melanjutkan moratorium sawit

Sejumlah petani plasma pun terbujuk dan inilah awal mula rusaknya kemitraan. Sebagai contoh, banyak koperasi plasma di Kalimantan Barat rontok karena munculnya praktik ini. Karena itu, banyak juga alasan lainnya yang mendorong hancurnya sistem kemitraan tadi.

Karena itu, salah satu program Aspekpir Indonesia saat ini, lanjut Hendra adalah memperkuat kembali kemitraan tadi. "Upaya peningkatan produktivitas harus merupakan upaya bersama antara petani dan perusahaan. PSR dan Permentan 18 tahun 2021 merupakan jalan untuk meningkatkan kemitraan pekebun dengan perusahaan,” kata Hendra.

Hendra bilang, kemitraan harus kembali disambung antara perusahaan dan pekebun. Saat ini banyak petani kelapa sawit yang tidak mengerti tentang bibit ilegitim dan kesulitan mendapatkan pupuk. Petani juga harus melembaga. Di sinilah peran perusahaan bisa masuk.  "Mata rantai yang panjang yang selama ini dipangkas harus diperpendek kembali," tuturnya.

Ia melanjutkan, hubungan pekebun dengan PKS tidak lagi hanya sekedar jual beli tetapi harus kemitraan. Menurut Hendera, petani mendapat pembinaan panen yang baik sehingga tidak perlu grading lagi di pabrik. 

"Salah satu program Aspekpir adalah meningkatkan kemitraan yang sedang berjalan dan mengikat kembali kemitraan yang sudah terputus, terutama pada kelembagaan yang menurun kinerjanya setelah lepas kemitraan. Sedang petani swadaya kalau mau bermitra Aspekpir juga siap membantu," pungkasnya.

Selanjutnya: Insentif Baru Pungutan Ekspor CPO Lebih Ringan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×