Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meminta agar semua pihak berkolaborasi dalam mewujudkan swasembada pangan. Upaya ini melibatkan pemerintah pusat, daerah, swasta, dan kelompok tani, dengan target menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andriyanto mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan didukung dengan iklim yang cocok untuk pertanian.
Untuk itu, pemerintah meyakini Indonesia dalam empat hingga lima tahun ke depan berpotensi swasembada pangan, bahkan siap menjadi lumbung pangan dunia.
Baca Juga: Menilik Realisasi Janji Swasembada Pangan Era Kepemimpinan Jokowi
Upaya tersebut tidak dapat dikerjakan satu pihak, namun perlu koordinasi, komunikasi, kolaborasi dan kerja sama dengan semangat gotong royong bersama semua pihak, baik pemerintah pusat, TNI-Polri, pemerintah daerah, swasta, dan seluruh lapisan masyarakat terutama petani.
Oleh karena itu, Agus mengatakan, pihaknya melaksanakan tanam padi serentak di 26 kabupaten di tujuh provinsi (Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Lampung), yang melibatkan seluruh komponen bangsa baik pemerintah (kepala daerah), swasta (PT Wilmar Padi Indonesia/ WPI), dan masyarakat (kelompok tani).
"Semoga apa yang kita kerjakan hari ini dapat berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan," kata Agus seperti dikutip dari siaran pers Wilmar Padi Indonesia, Senin (11/12).
Gerakan Tanam Padi Bersama yang dilakukan di 26 titik di Jawa dan Sumatra itu juga dihadiri oleh petani mitra yang tergabung dalam Farmer Engagement Program (FEP) dan penyuluh PT WPI secara daring (dalam jaringan/ online). Total luas lahan yang akan ditanami dalam kegiatan tersebut mencapai 14.500 hektare (ha).
Pihaknya, kata Agus, telah aktif mendukung pencapaian swasembada pangan, diantaranya dengan membuat program untuk warga binaan di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Indonesia.
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan bersama Kementerian Pertanian (Kementan) juga telah membentuk Brigade Pangan.
Baca Juga: Menko Bidang Pangan: Swasembada Pangan Jadi Prioritas Utama Pemerintahan Prabowo
Senada, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dalam mencapai swasembada pangan. Kementan menyatakan kesiapan bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung pembangunan sektor pertanian di Jawa Tengah, khususnya di Blora.
"Dengan bersinergi yang baik antara pemerintah, swasta, dan petani, kita dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai dengan cita-cita Bapak Presiden Prabowo," katanya.
Pihaknya akan terus mendukung upaya tersebut melalui program-program strategis yang langsung menyentuh kebutuhan petani.
Sementara, Bupati Blora Arief Rahman menyatakan, Blora kaya potensi pertanian, yang telah menjadi tulang punggung perekonomian daerah tersebut.
Komoditas andalannya adalah padi dan jagung. Tahun lalu, Blora memiliki luas panen 627.715 ha, atau termasuk dalam lima kabupaten dengan luas panen tertinggi di Jawa Tengah.
Pihaknya merasa terhormat dapat terpilih menjadi lokasi kegiatan tanam padi secara luring (luar jaringan/ offline) kegiatan yang dilaksanakan secara serentak tersebut.
Baca Juga: Daftar Emiten yang Bakal Terdampak Positif Jika Indonesia Swasembada Pangan
"Kegiatan tanam padi bersama ini juga sebagai simbol komitmen dalam mendukung ketahanan pangan, yang melibatkan berbagai pihak, untuk membantu meningkatkan akses petani terhadap teknologi modern, bibit unggul, dan pupuk," tuturnya.
Arief menambahkan, untuk meningkatkan pertanian juga diperlukan dukungan infrastruktur pertanian dan kerja sama dengan dunia usaha, seperti PT WPI.
"Pada intinya ini adalah salah satu langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian Kabupaten Blora," kata Arief.
Presiden Direktur PT WPI Saronto memaparkan, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah menggapai swasembada, diantaranya melalui peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. "Program pemerintah sudah luar biasa sehingga swasembada bukan mimpi lagi," ujarnya.
Dia menilai, Blora adalah salah satu daerah di Jawa Tengah yang paling antusias terhadap FEP, sehingga menjadi yang pertama kali mengundang WPI untuk berkontribusi di Kota Sate tersebut.
Baca Juga: Lakukan Rapat Koordinasi, Zulhas Cari Solusi Swasembada Pangan di 2028
Saat ini, pihaknya bersama petani mitra di Blora telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan dari 6,5 ton per ha menjadi 7,5 ton per ha. Dalam sebuah uji coba panen raya sebelumnya bahkan manpu diperoleh hingga 10 ton per ha.
"Luar biasa petani di Blora. Terimakasih kepada bapak bupati karena telah memberi kesempatan kepada WPI," kata Saronto.
Menurut Saronto, produksi padi dalam negeri masih sangat mungkin ditingkatkan sebesar 10 persen melalui intensifikasi. Sedangkan dari data WPI, produksi masih dapat dikerek hingga 15 persen. "Dengan kerjasama semua pihak, program presiden untuk swasembada optimistis dapat dicapai," ujarnya.
Selanjutnya: Pemerintah Pusat Bakal Belanjakan Rp 460 Triliun di Bulan Desember 2024
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Besok di Bali, 4 Daerah Diguyur Hujan Setengah Hari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News