kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Upaya pengendalian produksi DOC berdampak pada perbaikan harga livebird di peternak


Kamis, 25 Maret 2021 / 20:53 WIB
Upaya pengendalian produksi DOC berdampak pada perbaikan harga livebird di peternak
ILUSTRASI. Upaya pengendalian produksi DOC berdampak pada perbaikan harga livebird di peternak


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) tengah berupaya melakukan stabilisasi perunggasan melalui pengendalian produksi DOC final stock (FS) dengan Cutting Hatching Egg (HE) fertil dan afkir dini Parent Stock (PS).

Kasubdit Unggas dan Aneka Ternak, Kementan, Iqbal Alim, mengatakan, pelaksanaan pengendalian produksi DOC FS yang dilakukan secara berseri ini berkorelasi positif dengan perkembangan harga ayam ras pedaging dalam bentuk hidup (livebird) di tingkat peternak.

"Pengendalian produksi melalui cutting HE fertil dan afkir dini PS sebagai upaya menjaga keseimbangan supply dan demand, telah berdampak pada perbaikan harga livebird di tingkat peternak," ujar Iqbal secara virtual, Kamis (25/3).

Dia menjelaskan, dengan adanya upaya ini maka neraca surplus ayam ras akan berhasil ditekan, dimana sebelum cutting HE fertil dilakukan diperkirakan produksi ayam ras sebesar 4 juta ton dengan kebutuhan 3,19 juta ton, sehingga neraca surplus mencapai 807.332 ton.

Baca Juga: Widodo Makmur Unggas (WMUU) pertahankan kinerja positif di tengah pandemi

Sementara dengan cutting HE pada Desember 2020 hingga Maret 2021, maka potensi produksi ayam ras pedaging sekitar 3,76 juta ton, dengan kebutuhan sebesar 3,19 juta ton. "Artinya neraca surplusnya kita turunkan menjadi 562.355 ton," ujarnya.

Lebih lanjut, Iqbal membandingkan harga livebird dengan karkas di pulau Jawa dari periode Januari 2020 hingga Februari 2021. Menurutnya, pada Januari 2020 harga livebird terkoreksi menjadi Rp 16.888, sementara harga karkas sebesar Rp 33.238.

Dengan upaya pengendalian DOC FS, harga tersebut berhasil meningkat menjadi Rp 19.374 di Desember 2020 sementara harga karkas sekitar Rp 35.000. "Data terakhir, di Februari 2021, harga livebird Rp 18.205 dan karkas masih tetap Rp 34.525," ujar Iqbal.

Adapun, Kementan memperkirakan produksi DOC FS pada Marte mencapai 305 juta ekor, sementara kebutuhan DOC FS sebesar 241,72 juta ekor. Dengan demikian masih terdapat surplus DOC FS sebesar 63 juta ekor.

Kementan juga menargetkan  akan ada cutting HE fertil umur 19 hari sebanyak 57,77 juta butir pada Maret 2021. Hingga 24 Maret, realisasinya mencapai 22 juta butir.

Selanjutnya: Jaga pasokan dan harga ayam pedaging, Kementerian Pertanian terbitkan SE anyar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×