Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Jakarta Urban Propertindo tingkatkan alokasi dana belanja modal untuk rencana akuisisi perseroan. Adapun perubahan dana menjadi Rp 342,1 miliar dari sebelumnya Rp 215,78 miliar.
Tri Rachman Batara, Corporate Secretary Jakarta Urban Propertindo memaparkan per 31 Desember 2018 nilai realisasi hasil penawaran umum (IPO) senilai Rp 423,18 miliar.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, Jakarta Urban Propertindo (URBN) ganti direksi
Dari sana, sebesar Rp 215,77 miliar atau 50,99% digunakan untuk akuisisi lahan. Kemudian Rp 129,46 miliar atau 30,59% digunakan untuk pengembangan lahan dan sisanya Rp 77,95 miliar atau 18,42% digunakan untuk modal kerja.
Namun, dengan rencana pengembangan perseroan rencana anggaran tersebut tidak dinilai tidak dapat mendukung secara optimal, khsusunya terkait rencana akuisisi perseroan. "Sehingga kami mengajukan izin memperluas cakupan tak hanya lahan, juga perusahaan," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/9).
Dengan begitu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan telah mendapat izin untuk memperluas cakupan yang mana tak hanya akuisisi lahan melainkan proyek dan perusahaan properti.
Hal tersebut juga berimbas pada perubahaan rencana anggaran yang mana untuk akuisisi lahan atau proyek atau perusahaan berubah menjadi Rp 342,06 miliar atau setara Rp 80,83%.
Kemudian, untuk pengembangan lahan berubah menjadi Rp 26,27 miliar atau setara 6,21%. Selanjutnya, untuk modal kerja menjadi Rp 54,84 miliar atau setara Rp 12,96 miliar.
Baca Juga: Urban Jakarta (URBN) fokus di empat proyek andalan sampai akhir tahun
Lebih lanjut, Batara bilang alasan perubahan tersebut juga lantaran perseroan ingin tetap fokuss pada pengembangan kawasan menggunakan konsep dan prinsip transit oriented development (TOD).
Hanya saja, pada kenyataannya, banyak lahan strategis di sekitar transportasi massal tersebut dikuasai oleh perusahaan-perusahaan properti lain. "Karena itu, dengan melakukan akuisisi atas perusahaan perseroan juga akan mengurangi munculnya kemungkinan spekulasi yang tidak wajar atas harga tanah," terangnya.
Sepanjang semester I, emiten dengan kode saham URBN di Bursa Efek Indonesia ini telah merealisasikan dana tersebut untuk akuisisi lahan sebesar Rp 38,15 miliar, pengembangan lahan Rp 13,06 miliar, dan modal kerja Rp 41,63 miliar. Salah satu pembelian lahan yang baru dilakukan yakni di Kramat Jati dengan nilai mencapai Rp 362,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News