Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengutip data Bloomberg, empat emiten konstruksi pelat merah yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan total utang Rp 130 triliun sejak Presiden Jokowi naik tahta pada 2014 silam.
Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai, pemicu utang pada emiten konstruksi disebabkan oleh kebutuhan modal kerja proyek-proyek baru.
Menurutnya, sejak beberapa tahun terakhir emiten konstruksi memang masih terkena dampak dari project turnkey yang mengakibatkan terbatasnya kemampuan perusahaan untuk membayar utang.
Baca Juga: Tahun Ini, PTPP Incar Pertumbuhan Nilai Kontrak Baru Sebesar 10%
"Strategi pastinya dengan lebih selektif dalam mengambil proyek dengan memperhitungkan margin dan cara pembayaran," ungkap Jono, saat dihubungi Kontan.co.id, hari ini.
Ketika ditanya terkait prospek bisnis emiten konstruksi selama tahun 2023, dia bilang akan ada perbaikan dari sisi margin. Proyeksi tersebut ditopang oleh beberapa katalis positif, seperti kenaikan anggaran infrastruktur, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dan percepatan penyelesaian sejumlah proyek.
Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Mengincar Kenaikan Kontrak Baru 10%-20% Tahun Ini
Untuk diketahui, salah satu BUMN karya, WSKT, menghadapi obligasi jatuh tempo Februari 2023 sebesar Rp 2,28 triliun. Kondisi tersebut tak cuma berdampak terhadap penurunan peringkat utang Waskita Karya. Tapi juga anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR).
Waskita Karya memiliki Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Tahun 2018 Seri B senilai Rp 2,28 triliun. Terbit pada Februari 2018 lalu, obligasi dengan kupon sebesar 8,28% ini akan jatuh tempo pada 23 Februari mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News