kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

UTC Siap Tambah Kapasitas Produksi


Kamis, 25 Juli 2013 / 07:20 WIB
ILUSTRASI. Perang Ukraina dan Rusia akan memberi tekanan ke pasar saham dalam jangka pendek. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. Bisnis perbaikan pesawat yang menjanjikan membuat produsen komponen pesawat UTC Aerospace System siap membangun fasilitas produksi di Bandung. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini menyiapkan dana investasi US$ 40 juta.

Di Indonesia, UTC sudah membuat perusahaan patungan dengan PT Pindad bernama PT Goodrich Pindad Aeronautical System Indonesia. UTC baru memilikinya pertengahan 2012 sejak mengakuisisi Goodrich Corporation.

Namun, Direktur Jenderal Kerja sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian (Kemperin) Agus Tjahajana belum bisa memastikan apakah investasi ini melalui Goodrich Pindad atau melalui perusahaan baru. "Mereka masih mencari model yang cocok termasuk potensi insentif yang bisa didapat," kata dia usai bertemu perwakilan UTC, Rabu (24/7).

Menurut Agus, kapasitas produksi PT Goodrich Pindad sudah hampir penuh. Tahun lalu, jumlah produksi Goodrich Pindad mencapai 8,5 juta machine hours. Dengan ekspansi ini, diharapkan pada 2016 nanti, kapasitas mereka sudah bisa menembus 11,1 juta machine hours.

Lewat investasi ini, menurut Agus, UTC juga mengajukan insentif yang belum diputuskan. Apakah berbentuk tax allowance atau yang lainnya.
Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan, dan Alat Pertahanan Soerjono menambahkan, UTC mengincar pasar maintenance, repair, & over haul (MRO) alias perbaikan pesawat. Saat ini di Indonesia, sudah ada 30 perusahaan yang berbisnis bengkel pesawat.

Nah dari 30 bengkel pesawat itu, masih banyak komponen yang harus didatangkan dari luar negeri karena jumlahnya tidak memadai.
Bisnis perbaikan pesawat di domestik cukup potensial. Tahun 2015 nanti, nilainya diperkirakan mencapai US$ 2 miliar. Maklum, jumlah pesawat milik maskapai dalam negeri makin banyak. Saat ini, jumlahnya sudah mencapai 800 pesawat.

Sejak berdiri 1997 hingga 2012, Goodrich sudah menanamkan modal sebesar US$ 30 juta. Tahun lalu, mereka sudah bisa memproduksi komponen jenis high velocity oxygen fuel. Pendapatan rata-rata perusahaan ini US$ 19 juta per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×