Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Utilitas kapasitas produksi industri kabel nasional pada 2014 menyusut menjadi tinggal 70%-80% dari total kapasitas produksi nasional. Pangkal persoalannya adalah karena diselenggarakannya pemilu yang menyebabkan pemodal banyak wait and see sehingga serapan anggaran proyek berkurang atau tidak maksimal, yang membuat permintaan kabel pun susut.
Noval Jamalullail, Ketua Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (Apkabel) mengatakan utilitas produksi berkurang akibat berkurang atau tidak terserapnya anggaran proyek sehingga menurunkan permintaan kabel. "Karena ada pemilu menyebabkan pemodal banyak wait and see sehingga serapan anggaran proyek berkurang atau tidak maksimal, yang membuat permintaan kabel pun susut," ujar Noval kepada KONTAN, Minggu (18/1).
Padahal sebetulnya permintaan kabel tetap tinggi. Namun karena serapan anggarannya yang tidak maksimal membuat belanja kabel menurun, permintaan menurun, dan produksi atau utilitas produksi menurun.
Saat ini kapasitas produksi nasional untuk kabel listrik adalah 550.000 ton per tahun dengan pembagian kabel jenis tembaga adalah 380.000 ton per tahun, sedangkan alumunium adalah 170.000 ton per tahun. Utilitas pada 2014 adalah 70%-80% atau sekitar 385.000 ton - 440.000 ton.
Pada 2013 permintaan kabel mencapai 500.000 ton atau setara dengan 90,90% dari total kapasitas produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News