kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vale bersiap tambah produksi nikel


Selasa, 22 November 2016 / 14:34 WIB
Vale bersiap tambah produksi nikel


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan, tahun depan bisa memproduksi 90.000 ton nikel matte. Target tersebut naik 12,5% dibandingkan target produksi tahun ini yang dipatok 80.000 ton nikel matte.

Untuk bisa merealisasikan target tersebut, perusahaan tambang asal Brasil ini siap menganggarkan belanja modal hingga US$ 90 juta di tahun 2017 nanti. Menurut Bayu Widiyanto, Direktur Keuangan dan Kontrol PT Vale Indonesia Tbk, alokasi belanja modal tersebut untuk eksplorasi tambang di Sorowako sebesar US$ 5 juta.

Selain itu, untuk  mengganti alat berat dengan nilai US$ 15 juta. Sedangkan sisanya mengalir ke biaya operasional  lain.

Pihaknya optimistis kondisi harga nikel yang berada si kisaran US$ 11.000 per ton bisa bertahan. Jadi, besar kemungkinan Vale mencetak pertumbuhan positif tahun depan. Maklum,  pendapatan Vale di kuartal III tahun ini turun 33% dari US$ 613,13 juta menjadi US$ 405,45 juta.

Untuk itu, manajemen Vale bakal mengajukan usulan ke Kementerian ESDM agar bisa menambah kapasitas produksi tambang hingga 90.000 ton per tahun. "Dalam waktu dekat kami akan mengajukan presentasi di Kementerian ESDM untuk tambahan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) tahun depan," katanya, Senin (21/11).

Asal tahu saja, produksi nikel matta Vale hingga kuartal III tahun ini baru mencapai 53.000 ton atau setara 73% dari target produksi tahun ini. Manajemen Vale memastikan, pihaknya tidak akan mencapai target produksi 80.000 ton hingga akhir tahun ini lantaran kenaikan produksi baru berlangsung di kuartal III kemarin. Ini seiring membaiknya harga nikel di pasar dunia.

Tren kenaikan harga ini memicu Vale Indonesia menjalankan rencana bisnis lain. Perusahaan ini tengah mencari mitra untuk membangun proyek smelter di Bahadopi dan Pomalaa. Memang, kedua proyek smelter tersebut masih terganjal izin  Amdal di  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Menurut Nico Kanter, Presiden Direktur Vale Indonesia,  pihaknya akan menggandeng mitra bisnis dengan sistem perusahaan patungan. Adapun komposisinya, bisa saja Vale mengempit saham 30%. Dan selebihnya pihak mitra. Meski belum pasti, proyek smelter itu bisa bernilai US$ 2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×