kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vale Indonesia diskusi dengan SKK Migas soal pasokan LNG untuk PLTG di Bahodopi


Selasa, 28 September 2021 / 15:45 WIB
Vale Indonesia diskusi dengan SKK Migas soal pasokan LNG untuk PLTG di Bahodopi
ILUSTRASI. smelter pertambangan mineral nikel nickel PT Vale Indonesia Tbk INCO


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sebesar 500 MW yang akan mengaliri listrik ke smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 72.000 ton. Saat ini pihaknya sedang dalam tahap diskusi bersama SKK Migas untuk pasokan LNG ke pembangkit energi bersih ini. 

Direktur Vale Indonesia, Bernardus Irmanto menjelaskan diskusi terkait pembangunan PLTG dan juga pasokan gas alam cair (LNG), masih berlangsung saat ini. Dia menegaskan Vale Indonesia menjajaki semua opsi. 

Adapun proses tender atau Request for Proposal (RFP) untuk proyek PLTG ini sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu. Bernardus mengungkapkan, kajian atas semua proposal sedang berlangsung. Namun sayang, Bernardus tidak bisa memerinci siapa saja pihak-pihak yang mengikuti tender tersebut. 

Baca Juga: Larangan ekspor nikel olahan 30%-40% bisa hambat investasi smelter

 

Nantinya, lanjut dia, perihal pembangunan pembangkit listrik dan apakah skemanya akan berupa konstruksi saja atau konstruksi dan supply listrik atau konstruksi dan mengoperasikan, tergantung dari aspek teknis dan komersial. "Yang menjadi poin kritikal sebenarnya di pasokan LNG. Kami sudah berdiskusi dengan SKK migas terkait hal ini," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (28/9). 

Bernardus menjelaskan lebih lanjut, penggunaan LNG ini bertujuan untuk memenuhi komitmen INCO terhadap agenda dekarbonisasi, bukan karena alasan keekonomian proyek. "Untuk kebutuhan LNG belum ada data teknis yang dapat kami share saat ini," ujarnya. 

Perkembangan terkini mengenai proses  Final Investment Decision (FID) proyek dengan investasi US$ 1,5 miliar ini, diakui Bernardus, masih dalam kajian teknis, negosiasi komersial dengan mitra, perizinan, dan diskusi mengenai potensial lender. Pihak Vale Indonesia berharap, FID dapat selesai di akhir tahun ini atau awal 2022. 

Selanjutnya: Vale Indonesia (INCO) Menuai Berkah Tren Kenaikan Harga Nikel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×