kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Virtus Showcase bahas upaya mengatasi perang dagang


Kamis, 15 Agustus 2019 / 21:12 WIB
Virtus Showcase bahas upaya mengatasi perang dagang
ILUSTRASI. ILUSTRASI OPINI - PPN Transaksi Digital Lintas Negara


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Virtus Technology Indonesia, anak perusahaan CTI Group, kembali menggelar Virtus Showcase 2019. Isu yang diangkat yakni upaya mengatasi dampak perang dagang.

Christian Atmadjaja, Direktur Virtus Indonesia menyebutkan Indonesia menjadi negara yang serius dalam mengembangkan perekonomian digital. Bahkan berdasarkan data Microsoft pada 2017, 4% produk domestik bruto berasal dari layanan digital.

“Sehingga diharapkan perang dagang tak menghambat perkembangan teknologi di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Kamis (15/8).

Terlebih, berdasarkan riset Google dan Temasek pada 2025 Indonesia ekonomi digital daat meningkat hingga US$ 100 miliar dari US$27 miliar. Kemudian, dari aliran investasi asing per tahun di level US$ 20 miliar - US$ 25 miliar, 10% berasal dari ekonomi digital.

Dari sana, melalui acara Virtus Showcase yang diadakan di Jakarta ini mampu memberikan masukan atas rasa bimbang pelaku industri dalam memilih teknologi yang dapat mendukung industri 4.0 secara umum dan transformasi digital secara spesifik.

"Indonesia bisa dikatakan masih dalam tahap awal dalam era transformasi digital ini. Agar tetap dapat bersaing, perlu memprioritaskan pengembangan infrastruktur TIK," tambah E. Wiryadi Salim, Senior Solution Manager Hawei Enterprise.

Lanjutnya, pengembangan infratruktur TIK lebih  difokuskan pada konektivitas pita lebar dan adopsi cloud ke tingkat strategis dalam perencanaan ekonomi. Hal tersebut untuk mengaktifkan sumber daya lokaldan mencapai pertumbuhan berkelanjutkan.

Ia menggambarkan dari Huawei sendiri menekankan intellegent connectivity. "Namun, tetap tergantung regulasi pemerintah, transformasi digital perusahaan, inovasi bisnis dan teknologi, serta ekosistem digital," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×