kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona dan perlambatan ekonomi ancam proyek PLTS Terregra Asia di Australia


Jumat, 06 Maret 2020 / 18:58 WIB
Virus corona dan perlambatan ekonomi ancam proyek PLTS Terregra Asia di Australia
ILUSTRASI. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) kembali menunjukkan komitmen untuk terus mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Pada pekan lalu, projek PLTS rooftop dengan menggunakan teknologi panel surya milik TGRA secara resmi beroperasi di Waterboo


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) masih berupaya mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Australia. Namun, proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) ini menemui sejumlah kendala.

Sebagai catatan, TGRA memiliki lima proyek PLTA di Australia yang dikelola oleh anak usahanya yaitu Terregra Renewable Pty Ltd. Juli tahun lalu, salah satu PLTS milik Terragra Asia Energy di sana yang berkapasitas 5 megawatt (MW) sudah kelar.

Artinya, ada empat proyek PLTS lagi di Australia yang mesti diselesaikan TGRA. Keempatnya punya kapasitas masing-masing 5 MW.

Baca Juga: Perpres EBT Jadi Angin Segar Bagi Terregra Asia Energy (TGRA)

Sayangnya, Sekretaris Perusahaan TGRA Christin Soewito mengatakan, ada kemungkinan keempat proyek PLTS tersebut mengalami penundaan operasional secara komersial. Dengan kata lain, belum tentu proyek-proyek tersebut selesai di tahun ini.

Hal ini imbas dari kondisi perekonomian global yang belum membaik, bahkan cenderung kembali melemah akibat wabah virus corona atau Covid-19.

Penyebaran virus Corona-19 yang juga terjadi di Australia tentu merugikan bagi TGRA. Epidemi tersebut membuat Terregra Asia Energy kesulitan mencari sumber pembiayaan bagi proyek-proyek PLTS di Negara Kangguru.

“Mayoritas investor saat ini sedang menunggu keadaan lebih baik,” kata Christin kepada Kontan.co.id, Jumat (6/3).

Akan tetapi, Christin belum bisa memastikan lagi kapan waktu penyelesaian empat proyek PLTS milik perusahaan setelah terancam tertunda.

Lebih lanjut, adanya ancaman krisis perekonomian global di mana virus corona turut andil di dalamnya memaksa manajemen TGRA menghitung ulang target pendapatan di tahun ini.

Potensi revisi juga terjadi pada alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang hendak dikucurkan perusahaan di tahun ini, termasuk untuk kebutuhan proyek PLTS di Australia.

“Penghitungan ulang ini akan dilakukan dalam rapat direksi pada pekan depan,” ujar Christin.

Baca Juga: Terregra Asia Energy targetkan pendapatan melesat 143%

Catatan Kontan.co.id, TGRA sempat memproyeksikan jumlah pendapatan sebesar Rp 87,43 miliar di tahun ini. Angka tersebut meroket 143,19% (yoy) dibandingkan proyeksi pendapatan TGRA di 2019 lalu sebesar Rp 35,93 miliar.

Manajemen TGRA juga pernah menyebut, total capex yang disediakan perusahaan di tahun ini mencapai Rp 660 miliar.

Di luar itu, Christin menuturkan, pihaknya tetap membuka opsi untuk mengembangkan proyek PLTS di Indonesia. Ini dengan catatan regulasi seputar EBT di Indonesia sudah jelas dan terimplementasikan dengan baik.

Hingga saat ini, pemerintah lewat Kementerian ESDM masih mengupayakan penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) tentang harga listrik dari pembangkit EBT. Beleid ini kabarnya tinggal menunggu tanda tangan dari Presiden Joko Widodo saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×